Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (Aspermigas) mengusulkan kepada pemerintah membentuk badan khusus yang melibatkan berbagai instansi untuk menanggulangi masalah pengeboran minyak secara ilegal.
Ketua Umum Aspemigas Mustiko mengatakan, pihaknya mengusulkan pembentukan badan khusus yang melibatkan berbagai instansi, termasuk Kementerian Hukum dan HAM, Polri, TNI, KPK, serta Kementerian ESDM dan SKK Migas, dan dipimpin oleh aparat penegak hukum yang melapor langsung ke Bapak Presiden.
Baca Juga: Menilik Keefektifan Pengelolaan Sumur Tua Migas oleh Koperasi
“Dengan koordinasi lintas instansi ini, kita bisa melakukan penanganan dari hulu ke hilir, mulai dari pelaku lapangan hingga jaringan yang lebih besar di belakangnya secara lebih effektif” kata Elan dalam keterangan resmi, Kamis (21/11).
Elan menjelaskan penegakan hukum harus menjadi prioritas utama. Selain penegakan hukum, Aspermigas menekankan pentingnya solusi ekonomi bagi masyarakat sekitar. Banyak penduduk di sekitar lokasi pengeboran ilegal terlibat dalam aktivitas ini karena kurangnya alternatif pekerjaan.
Selain itu, penggunaan teknologi juga menjadi bagian penting dari strategi Aspemigas dengan memanfaatkan teknologi drone dengan sensor khusus untuk memantau aktivitas pengeboran ilegal secara real-time.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Ungkap Pengeboran Minyak Ilegal Hasilkan 8.000 Barel per Hari
Elan juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan. Masyarakat di sekitar lokasi pengeboran ilegal adalah pihak yang paling terkena dampak, jadi penting sekali mereka dilibatkan dalam pengawasan ini.
Lebih lanjut, Aspermigas dalam waktu dekat pada Januari 2025 akan mengadakan pertemuan untuk membahas masalah pengeboran minyak ilegal.
Pertemuan yang akan diadakan pada Januari tahun depan nanti diharapkan dapat menjadi titik awal bagi kolaborasi yang lebih erat antara semua pihak.
Selanjutnya: Amerika Tolak Surat Perintah Penangkapan PM Israel Netanyahu dari ICC
Menarik Dibaca: Sistem Face Recognition di Stasiun Kereta Telah Digunakan 5,85 Juta Kali Selama 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News