Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen cetakan sarung tangan (hand former) PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) optimistis pembangunan pabrik di perusahaan akan rampung pada Mei 2019 di Tanjung Morawa, Sumatra Utara.
Apalagi MARK juga mengantongi izin penyelenggara Kawasan Berikat dari Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatra Utara. Perizinan tersebut guna menunjang peningkatan produksi di tahun 2019 ini.
Seperti yang diketahui, perseroan sedang dalam penyelesaian pembangunan pabrik baru di Desa Dalu Sepuluh A di Tanjung Morawa, Sumatra Utara. Ridwan Goh, Presiden Direktur MARK menerangkan di semester I 2019 ini juga perusahaan akan menyelesaikan pembangunan pabrik.
"Target rampung pembangunan di bulan Mei 2019," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/2).
Tampaknya ekspansi pabrik ini adalah anggaran belanja modal MARK terbesar di tahun ini, dimana investasi pabrik baru membutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar.
Rinciannya sebanyak Rp 60 miliar untuk pembelian lahan dan pembangunan gedung, sedangkan sisanya Rp 40 miliar untuk perlengkapan mesin produksi.
Ridwan mengatakan, dana ekspansi ini diperoleh dari pinjaman Bank Permata yang telah diajukan jauh-jauh hari senilai US$ 8,1 juta.
Pabrik baru ini akan menambah kapasitas produksi MARK sekitar 90.000 pieces per bulan, dari kapasitas produksi yang eksis saat ini baru 540.000 pieces per bulan dan full capacity. "Nampaknya (setelah operasi) terjadi peningkatan produksi sampai 630.000 per bulannya," terang Ridwan.
Jika bulan Mei tahun 2019 ini pabrik baru sudah rampung dan beroperasi full capacity, maka diperkirakan total volume produksi MARK sepanjang tahun ini bakal mencapai 7,2 juta pieces.
Sekadar informasi, produksi perseroan sampai kuartal tiga tahun lalu saja sudah mencapai 4,78 juta pieces atau naik 28% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya 3,72 juta pieces.
Adapun produksi penuh 2018 kemarin perseroan masih melakukan penghitungan, yang jelas target 6,4 juta pieces optimis dicapai yang artinya jika dibandingkan dengan perkiraan produksi tahun 2019 ini bakal ada pertumbuhan volume produksi sekitar 12,5%.
Secara bertahap setiap tahunnya perseroan akan meningkatkan kapasitas pabrikan.
Di targetkan pula pada tahun 2022 nanti kapasitas produksi pabrikan telah mencapai titik maksimumnya 1 juta pieces per tahunnya. Menurut Ridwan peningkatan permintaan cetakan sarung tangan di dunia menjadi motivasi besar untuk melangsung ekspansi ini.
Perseroan menilai pertumbuhan industri ini rata-rata sekitar 15% setiap tahunnya,dimana Amerika Serikat merupakan masih pembeli terbesar, kemudian disusul negara Eropa.
"Sehingga kita lebih bisa mengakomodir permintaan pasar yang terus meningkat setiap saat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News