Reporter: Mimi Silvia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Baru-baru ini produsen Kosmetik PT Martina Berto Tbk membeli merek Rudy Hadisuwarno Cosmetics alias RHC senilai Rp 58 miliar. Resminya pembelian antara kedua belah pihak ini terjadi pada 25 Januari 2015.
Selama ini, sebetulnya perusahaan yang berkode MBTO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini membayar lisensi kepada Rudy. Adapun pembayaran lisensi ini sekitar 5% dari penjualan kotor hair care MBTO.
Nah beberapa waktu lalu, Rudy ingin melepas merek RHC ini. MBTO yang selama ini berinvestasi untuk pemasaran brand RHC ini pun akhirnya tanpa pikir panjang mencaplok merek ini.
"Soalnya jika merek ini dibeli oleh perusahaan lain tentu MBTO akan melepas merek ini," kata Desril Muchtar, Sekretaris Perusahaan PT Martina Berto Tbk kepada KONTAN, Kamis (28/1).
Pembelian merek ini diyakini manajemen MBTO akan menguntungkan perusahaan. Desril mengibaratkan selama ini perusahaannya berinvestasi pada perusahaan milik orang lain tetapi hasil penjualan dinikmati oleh kedua belah pihak.
"Setelah pembelian ini maka efek penjualannya bisa kami nikmati sendiri dan tanpa bayar royalti," kata Desril. Selain itu, menurutnya, pengembangan produk ke depannya akan lebih maksimal karena memang selama ini produksi hair care pun dilakukan di pabrik milik MBTO.
Sekedar informasi, selama ini konstribusi pendapatan segmen hair care kepada MBTO lumayan besar. Adapun konstribusinya sekitar 10% dari total penjualan MBTO. Ke depannya Desril belum mau bercerita detail apakah produk ini akan berorientasi ekspor atau domestik.
"Ekspor atau domestik sama-sama kami pertimbangkan, saat ini sedang kami jajaki," kata Desril.
Sayangnya, manajemen MBTO enggan menjelaskan target pertumbuhan untuk hair care ini. Namun yang pasti perusahaan ini berharap ada pertumbuhan di semua brand yang dinaunginya. Adapun harapannya penjualan tahun ini bisa bertumbuh 10% dibandingkan tahun lalu.
Sebagai gambaran, perseroan ini menargetkan pendapatan sepanjang tahun 2015 sebesar Rp 770 miliar. Sementara untuk laba bersih diharapkan bisa mencapai Rp 21 miliar. Dari seluruh pendapatan tersebut, perseroan memang masih mengandalkan kontribusi dalam negeri. Kontribusi dari ekspor pada tahun 2015 ditargetkan bisa mencapai sebesar 5%.
Dari laporan kinerja perusahaan di BEI, pada kuartal III-2015, penjualan MBTO sebesar Rp 483,3 miliar naik 10,27% dibandingkan kuartal III-2014 sebesar Rp 438,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News