kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih Ada 6 Pabrik Semen Belum Nikmati Harga Batubara US$ 90 Per Metrik Ton


Selasa, 15 Februari 2022 / 19:36 WIB
Masih Ada 6 Pabrik Semen Belum Nikmati Harga Batubara US$ 90 Per Metrik Ton
ILUSTRASI. Kementerian Perindustrian mencatat sampai saat ini ada 6 pabrik semen yang belum mennikmati harga batubara US$ 90 per metrik ton.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapatan (RDP) Komisi VII DPR RI pada 25 Januari 2022, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan harga domestic market obligation (DMO) batubara untuk industri semen sebesar US$ 90 per MT perlu diperpanjang sampai dengan 12 bulan lagi mengingat harga ekspor batubara masih tinggi, belum jelas kapan berakhir. 

"Untuk itu, perlu pengawasan yang lebih ketat dari Kementerian ESDM pada pelaksanaannya," ujarnya dalam RDP tersebut. 

Widodo bilang, program ekspor sebesar 15% dari total konsumsi penjualan harus didukung oleh harga DMO batubara. Apabila masih menggunakan harga non-DMO, kemungkinan ekspor terganggu lagi sehingga utilisasi pabrik diproyeksikan akan kembali turun lagi menjadi 55% dari sebelumnya sekitar 69%.

Dia menegaskan, hal ini akan sangat merugikan industri semen dan program Commodity Export bagi pemerintah. 

Baca Juga: Penjualan Semen Diproyeksi Meningkat Tahun Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Adapun dari segi stok, Widodo mengungkapkan, sebagian besar sudah membaik sekitar 60% sampai dengan 80% dari standard pengamanan. Dia berharap semoga bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Kementerian ESDM. 

Sebagai informasi, realisasi konsumsi atau penjualan semen pada pasar domestik di  sepanjang 2020 turun 10,7% yoy atau menjadi 62,51 juta ton akibat pandemi Covid-19. Adapun pada 2021 konsumsi semen di domestik mengalami peningkatan 5,9% yoy menjadi 66,21 juta ton. Namun, menurut Widodo, konsumsi domestik di 2021 belum bisa menyamai saat sebelum pandemi. 

Di tahun lalu, penjualan semen ke pasar ekspor tumbuh hingga 24% yoy didukung oleh harga DMO batubara. Lebih jelasnya, pada 2020 realisasi penjualan ekspor semen sebesar 9,27 juta ton, kemudian menjadi 11,6 juta ton di 2021. 

Jika ditotal, penjualan semen di sepanjang 2021 tumbuh 8% yoy menjadi 77,82 juta ton dari sebeumnya 71,7 juta ton di 2020 ditopang oleh pertumbuhan penjualan ke luar negeri.

Di tahun 2022 ini, ASI berharap, konsumsi domestik bisa terus membaik atau kembali seperti 2019. Asosiasi Semen Indonesia memproyeksikan penjualan semen dapat tumbuh 5,4% menjadi 82,02 juta ton dengan perincian penjualan domestik 69,52 juta ton (tumbuh 5%) dan ekspor 12,5 juta ton (tumbuh 7,6%). 

Kendati sudah memproyeksikan penjualan semen akan tumbuh di 2022, Widodo agak pesmistis jika harga DMO batubara tidak lancar. Menurutnya selama harga DMO terhambat, potensi pasar ekspor akan terganggu. Pasalnya, biaya produksi produsen semen dengan harga non-DMO akan naik 35% sedangkan dengan harga DMO kenaikannya hanya 15%.  

Baca Juga: Penjualan Diproyeksi Naik, Simak Rekomendasi Saham Emiten Semen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×