kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih butuh studi, Wuling belum akan menjual mobil listrik di Indonesia


Selasa, 03 September 2019 / 16:35 WIB
Masih butuh studi, Wuling belum akan menjual mobil listrik di Indonesia
ILUSTRASI. Mobil Wuling E100 di GIIAS 2018


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wuling Motors akan membawa dua unit mobil listrik yaitu Wuling E100 dan E200 di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, yang dihelat di Balai Kartini, Jakarta, 4-5 September 2019. 

Kendati akan tebar pesona di IEMS 2019 Wuling memastikan dua produk itu baru sekadar eksibisi. Wuling belum akan menjualnya secara ritel, kendati Perpres mengenai kendaraan listrik sudah keluar. 

Dian Asmahani, Senior Brand Manager SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors), mengatakan, walaupun Perpes sudah diteken tidak serta merta pabrikan mobil langsung punya cukup waktu untuk menghadirkan mobil listrik. 

Baca Juga: Suzuki Ertiga mengklaim tak terganggu merek China

"Perpres-nya baru diteken, jadi dari kami internal lagi studi untuk Perpres. Setiap mobil di Indonesia perlu riset and studi internal masih mendalam," kata Dian yang ditemui di Jakarta, Selasa (3/9). 

Dian mengatakan, salah satu studi yang dilakukan yaitu mengenai syarat pengadaan tingkat komponen lokal. Sebab Perprestersebut memicu riset lebih dalam untuk Wuling E100 dan E200, serta listrik lain di Indonesia. 

Disebutkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 Bab 2 Pasal 8, terkait kandungan komponen lokal. Semua produsen wajib mendorong penggunaan komponen lokal atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) Jumlah komponen buatan lokal yang diatur pun tak main-main. 

Baca Juga: Perluas jangkauan pengiriman barang, Lion Parcel gandeng e-commerce dan BUMDes

Untuk tahap awal, tahun 2019 sampai 2021 minimum TKDN sebesar 35%, dan akan terus bertambah hingga 80% pada 2030. "Kita ada time plan waktu riset 2019-2021, khususnya minimal TKDN. Kita manfaatkan waktu yang diberikan oleh pemerintah. Kita belum bisa umumkan hasil risetnya, nanti kalau ada update kita beritahukan," kata Dian. (Gilang Satria)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wuling Masih Butuh Studi Boyong Mobil Listrik ke Indonesia"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×