kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih dirundung berbagai masalah, industri tekstil mencari upaya untuk pulih


Kamis, 02 Desember 2021 / 19:24 WIB
 Masih dirundung berbagai masalah, industri tekstil mencari upaya untuk pulih
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja memproduksi pakaian. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

Selain itu, API juga berharap realisasi dukungan kebijakan dari pemerintah yang selama ini selalu menekankan pentingnya membeli produk-produk buatan dalam negeri. “Sudah tidak jaman Indonesia kalau industri tekstilnya masih impor produk seperti kaos kaki, hijab, atau celana,” imbuh Ian.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menilai, kemunculan pandemi Covid-19 memperburuk kinerja dan kondisi keuangan perusahaan-perusahaan tekstil Indonesia. Sebab, mereka kehilangan kesempatan untuk memaksimalkan penjualan ekspor mengingat banyak negara yang menerapkan kebijakan lockdown.

Indonesia sendiri sempat menerapkan kebijakan PSBB di awal pandemi yang dianggap turut memperlambat bisnis tekstil dalam negeri. “Harus diakui pandemi membuat demand tekstil menurun,” tutur dia, hari ini (2/12).

Belum lagi, perusahaan tekstil juga berhadapan dengan masalah pengiriman logistik yang terhambat akibat kelangkaan kontainer. Kenaikan harga sejumlah komoditas juga membuat biaya produksi produk tekstil membengkak.

Nafan berpendapat, pada dasarnya perusahaan-perusahaan tekstil tetap harus menggeber penjualan. Setidaknya, kinerja operasional dan keuangan perusahaan tersebut bisa tetap stabil di tengah upaya restrukturisasi kredit yang dijalaninya. “Penting bagi perusahaan tekstil untuk fokus menjaga kinerja sembari terus melakukan restrukturisasi dan negosiasi terhadap utang-utangnya,” terangnya.

Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) (PBRX) optimistis pada prospek bisnis jangka menengah

Keberadaan pandemi juga bisa dijadikan kesempatan bagi perusahaan tekstil untuk memaksimalkan produksi dan penjualan produk tekstil untuk kebutuhan di sektor medis dan farmasi, seperti masker, APD, dan lain sebagainya.

Selain itu, pemerintah juga dapat berperan dalam menyelamatkan industri tekstil melalui pemberian kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif bagi perusahaan di sektor tersebut. Ini penting dilakukan mengingat industri tekstil cukup terdampak oleh pandemi Covid-19.

Pemerintah juga dapat melakukan proses diplomasi yang intens dengan negara-negara sahabat yang menjadi tujuan ekspor produk tekstil Indonesia. Hal ini supaya perusahaan-perusahaan tekstil lokal dapat lebih leluasa melakukan penetrasi penjualan di luar negeri.

Yang tak kalah penting, pemerintah juga perlu menerapkan kebijakan yang konsisten dalam menjaga daya beli masyarakat. Pasalnya, biar bagaimanapun produk tekstil dapat menjadi kebutuhan pokok yang permintaannya sering meningkat di momen seasonal seperti lebaran atau libur natal dan tahun baru.

“Akan ada masanya di mana demand produk tekstil meningkat dan ini perlu diantisipasi secara tepat oleh pemerintah,” pungkas Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×