Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Computrade Technology International (CTI Group), penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi menyelenggarakan acara Golden Circle Club (GCC) membahas prospek perekonomian, potensi bisnis dan investasi pada tahun 2024 dengan tema: “Assessing the Business Impact on the Indonesia’s 2024 Election”.
Acara ini menghadirkan pembicara ahli Prof. Burhanuddin Muhtadi, Ph.D, Executive Director Indikator Politik Indonesia, Hendri Saparini Ekonom Senior CORE Indonesia, dan Dino Bramanto Advisor iCIO Community & Managing Director Kalbe E-Health.
Dalam paparannya di acara GCC, Ekonom Senior Hendri Saparini memprediksi, ekonomi global tengah mengalami perlambatan meskipun masih tumbuh positif di tahun 2024. Hal ini dipengaruhi oleh permasalahan domestik negara seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
"Di tahun 2024, AS diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 1,1% dan China di 4,5%, lebih rendah dibandingkan pada tahun ini dimana AS memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 1,6% dan China di 5,2%," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis (26/10).
Baca Juga: Pemerintah Memperkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat di Kuartal III-2023
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sendiri di tahun 2024 diproyeksikan sebesar 5,1%, tidak jauh berbeda dari tahun ini yang sebanyak 5%.
Ini melihat ekonomi Indonesia sebagai ekonomi tradisional, di mana 56% itu didukung oleh sektor domestik dan 12%, konsumsi pemerintah lewat APBN dan APBD.
Jadi kurang lebih 70% ekonomi Tanah Air digerakkan oleh ekonomi domestik sehingga tidak bergantung pada ketidakpastian ekonomi global.
“Dengan melihat berbagai indikator ekonomi itu, kami optimis tahun depan yang merupakan tahun politik, tidak akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekonomi kita tetap akan tumbuh 5%. Tetapi yang turun adalah pertumbuhan investasi, karena mereka akan wait and see. Jadi, sampai dengan Februari atau kalau dua putaran (Pemilihan Presiden) sampai dengan Juni, itu kita sudah tahu siapa yang akan menang, maka investasi akan dimulai lagi pada semester kedua. Nah, menurut saya kita masih tetap cukup optimis,” jelasnya.
Hal ini juga diamini oleh Prof. Burhanuddin Muhtadi di sesi panel diskusi GCC 2023 dimana ia menilai siapapun presiden terpilih di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak akan banyak mengubah kebijakan ekonomi.
Baca Juga: Sri Mulyani Tebar Paket Kebijakan Agar Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tangguh hingga 2024