Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Produktivitas lahan kedelai perlu dikerek jika pemerintah menginginkan swasembada kedelai.
Caranya, dengan penyediaan benih dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi; yaitu sekitar 2 ton per hektar. Asal tahu saja, saat ini produktivitas kedelai di Indoneisa masih terbilang mini, yaitu 0,9 ton-1,2 ton per hektar.
“Tahun 2002 produksi ada pada titik terendah, 672.000 ton, tahun 2009 sekitar 850.000 ton, dalam kurun waktu 7 tahun naiknya tidak sampai 200.000 ton, ini lima tahun target naik sekitar 1,5 juta ton, apa bisa kalau tidak ada langkah-langkah konkrit itu,” tandas Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny A Kusbini.
Lahan yang jamak digunakan untuk menanam kedelai adalah lahan bekas tanam padi atau lahan selingan antara tanam jagung dan kedelai. Jadi ketika produksi jagung naik, maka produksi kedelai pasti akan turun, begitu pula sebaliknya. Sehingga petani pun akan melihat peluang, mana yang lebih menguntungkan.
Proyeksi konsumsi kedelai dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk yang tumbuh rata-rata sebesar 1,13 % pertahun dan konsumsi per kapita yang tumbuh rata-rata sebesar 0,24% pertahun.
Dengan dasar tersebut, kebutuhan akan kedelai pada tahun 2010 diproyeksikan sebesar 2.365 juta ton yang meningkat rata-rata sebesar 1,38% pertahun, sehingga pada tahun 2014 kebutuhannya diproyeksikan sebanyak 2.499 juta ton.
Apalagi konsumsi kedelai di dalam negeri juga diperkirakan akan terus membumbung seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News