Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
"Kami melihat ada beberapa perkembangan pandemi Covid-19, seperti di India, Indonesia, dan dari observasi kami terjadi di negara-negara lain. Seperti ada lockdown di Philipina. Sehingga melihat pandemi ini kami cenderung melihat lebih konservatif untuk mengatur seluruh kegiatan perseroan," kata Harry.
Sementara itu, untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sudah terserap sekitar Rp 257 miliar hingga April lalu, dari total dana yang dianggarkan sekitar Rp 600 miliar - Rp 1 triliun di tahun ini.
"Tahun ini kami ada pembangunan pabrik biskuit dan pabrik wafer. Tapi bukan hanya tahun ini, tahun ini sampai 2023 baru selesai," tutup Harry.
Hingga akhir Maret lalu, Mayora Indah berhasil meraup penjualan hingga Rp 9,76 triliun. Angka tersebut melesat 26,5% dari capaian di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 7,71 triliun.
Sedangkan dari sisi laba bersih terkoreksi 0,8% dari sebelumnya Rp 933 miliar menjadi Rp 926 miliar di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Selanjutnya: Berikut deretan saham-saham top gainers dalam sepekan terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News