Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri Fast Moving Consumer Good (FMCG), PT Mayora Indah Tbk (MYOR) kian serius mengembangkan pasar ekspor untuk terus menggenjot laju bisnis mereka di masa depan. Manajemen menyatakan, MYOR akan kembali memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara tujuan baru.
Direktur Keuangan Mayora Indah, Hendrik Polisar menyebut, ada beberapa negara baru yang telah disasar MYOR di kancah ekspor. Negara-negara tersebut di antaranya, Pantai Gading, Switzerland, dan Belgia.
Selain menambah pangsa pasar ekspor baru, Mayora semakin memperkuat posisi market mereka di negara tujuan ekspor eksisting. "Negara-negara yang sudah menjadi tujuan ekspor kami perbanyak produknya, dan tingkatkan lagi market share produk perseroan di pasar-pasar negara tersebut," kata Hendrik dalam Agenda Paparan Publik Virtual, Jumat (23/7).
Mayora Indah juga telah meraih kinerja ekspor yang cukup memuaskan di tahun ini. Hendrik menyebut, laju ekspor perseroan berhasil tumbuh puluhan persen hingga periode April lalu. Sehingga Mayora pun tetap optimistis dapat mengerek hasil ekspor yang positif di penghujung tahun nanti.
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) raih rating idAA dari Pefindo
"Kinerja ekspor Mayora pada 2021 ini sangat baik, kami growth puluhan persen sampai dengan April ini atau lebih dari 50%. Kami sangat optimistis dan positif terhadap pasar ekspor ini," sambung Hendrik.
Keyakinannya terhadap pasar ekspor, sejalan dengan target positif yang dibidik MYOR di tahun ini. Hendrik mengungkapkan, penjualan MYOR diproyeksikan akan tumbuh 10,3% dari sebelumnya Rp 24,47 triliun di 2020 menjadi Rp 26,98 triliun. Tak hanya penjualan, di sisi laba bersih pun diprediksi akan tumbuh 1,9% menjadi Rp 2,13 triliun di akhir tahun 2021 nanti.
Meskipun begitu, MYOR membuat proyeksi kinerja di tahun ini lebih konservatif, setelah melakukan observasi terkait perkembangan kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi baik di kancah internasional maupun domestik.
Baca Juga: Ini saham-saham top gainers dalam sepekan pekan lalu
"Kami melihat ada beberapa perkembangan pandemi Covid-19, seperti di India, Indonesia, dan dari observasi kami terjadi di negara-negara lain. Seperti ada lockdown di Philipina. Sehingga melihat pandemi ini kami cenderung melihat lebih konservatif untuk mengatur seluruh kegiatan perseroan," kata Harry.
Sementara itu, untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sudah terserap sekitar Rp 257 miliar hingga April lalu, dari total dana yang dianggarkan sekitar Rp 600 miliar - Rp 1 triliun di tahun ini.
"Tahun ini kami ada pembangunan pabrik biskuit dan pabrik wafer. Tapi bukan hanya tahun ini, tahun ini sampai 2023 baru selesai," tutup Harry.
Hingga akhir Maret lalu, Mayora Indah berhasil meraup penjualan hingga Rp 9,76 triliun. Angka tersebut melesat 26,5% dari capaian di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 7,71 triliun.
Sedangkan dari sisi laba bersih terkoreksi 0,8% dari sebelumnya Rp 933 miliar menjadi Rp 926 miliar di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Selanjutnya: Berikut deretan saham-saham top gainers dalam sepekan terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News