Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menyatakan hingga kuartal II 2021 serapan capex sudah mencapai angka di atas Rp200 miliar. Baskoro, Investor Relation MYOR tidak memberikan detail lebih jauh. Pihaknya hanya menyatakan jika serapan capex masih sesuai dengan rencan kerja.
"serapan capex kita masih inline dengan planning. Sebagai kisi-kisi, pada kuartal I 2021 capex kami yang terserap sekitar Rp100 miliar, dan di kuartal II 2021 serapan kami sudah diatas Rp200 miliar," jelas Baskoro saat dihubungi oleh Kontan, Jumat (9/7).
Ia melanjutkan, tahun ini MYOR mengalokasikan capex sebesar Rp600 miliar sampai dengan Rp1 triliun. Tahun ini, MYOR juga membidik pertumbuhan penjualan double digit, yakni sebesar 10% atau lebih dibanding realisasi tahun ini.
Baskoro menambahkan, hingga kini MYOR telah meluncurkan beberapa produk seperti biskuit Roma Kelapa Cream Cokelat, Roma Sandwich, Kopi Gilus Mix varian rasa nangka, dan Tora Flavacio Orange rasa jeruk segar.
Baca Juga: Ini emiten yang banyak ditadah asing saat harga sahamnya turun
"Kami sudah merilis beberapa produk baru, misalnya untuk Kopi Gilus kami menyediakan beberapa varian rasa baru, begitu juga untuk kategori biskuit, seperti Roma Marie Gold Chocolate, Roma Kelapa Cream Coklat, dan Slai O Lai Mystery Pack. Untuk kategori wafer atau choco, kami meluncurkan beng-beng Nuts. yang merupakan bengbeng varian baru," jelasnya.
Pihaknya juga telah meluncurkan varian Torabika Kopi Aren dan Flavacino untuk kategori kopi.
MYOR melaporkan bahwa produknya seperti Energen Kurma mendapatkan daya tarik selama periode Ramadan. Sementara produk barunya seperti Wafelo (produk wafer), kopi Gilus dan banyak varian Malkist Roma juga menikmati permintaan yang kuat tahun ini.
Sementara itu, berdasarkan keterbukaan informasi, pada kuartal I 2021 MYOR mencatat kinerja yang cemerlang. MTOR mengantongi pendapatan Rp 7,33 triliun atau melesat 36,24% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 5,38 triliun.
Baca Juga: Asing banyak memburu saham-saham ini saat IHSG anjlok pada Senin (28/6)
Lonjakan pendapatan terutama berasal dari penjualan minuman olahan dalam kemasan yang melesat 69,5% menjadi Rp 3,39 triliun dari sebelumnya Rp 2 triliun. Penjualan makanan olahan dalam kemasan pun naik 16,86% menjadi Rp 3,95 triliun dari sebelumnya Rp 3,38 triliun.