Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lima emiten yang bergerak di industri semen telah merilis laporan keuangan periode sembilan bulan 2025. Performa bisnis emiten semen tampak belum kokoh, lantaran mayoritas mengalami penurunan pendapatan.
Tengok saja kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Pendapatan emiten semen Plat Merah ini menurun 3,76% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 26,29 triliun menjadi Rp 25,30 triliun sampai dengan September 2025.
Pada saat yang sama, keuntungan SMGR turun lebih dalam. SMGR meraih laba bersih sebesar Rp 114,83 miliar. Laba bersih SMGR anjlok 84,04% dibandingkan raihan Rp 719,72 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Dukung Gas Terbarukan, PGN (PGAS) Mulai Bangun Titik Injeksi Biomethane di Sumsel
Pendapatan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turut menyusut, turun 3,07% (yoy) dari Rp 13,32 triliun menjadi Rp 12,91 triliun. Namun, INTP masih mampu mendongkrak perolehan laba bersih yang naik tipis 0,95% (yoy) dari Rp 1,05 triliun menjadi Rp 1,06 triliun.
Penurunan top line juga dialami oleh PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT). Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan neto turun tipis 1,07% (yoy) dari Rp 6,49 triliun ke Rp 6,42 triliun. Namun, rugi bersih CMNT mengalami kenaikan 5,72% (yoy) dari Rp 176,70 miliar menjadi Rp 186,82 miliar.
Bergeser ke dua anak usaha SMGR alias Semen Indonesia Group (SIG), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR). SMCB mampu mendongkrak laba saat pendapatan menyusut, sementara performa SMBR sejauh ini menjadi yang paling moncer.
Pendapatan SMCB merosot 9,95% (yoy) menjadi Rp 7,87 triliun, dari posisi sebelumnya di Rp 8,74 triliun. Tetapi, laba periode berjalan SMCB mendaki 12,30% (yoy) dari Rp 422,53 miliar menjadi Rp 474,52 miliar.
Sedangkan top line dan bottom line SMBR kompak menanjak. Pendapatan SMBR meningkat 27,14% (yoy) dari Rp 1,40 triliun menjadi Rp 1,78 triliun. Pada saat yang sama, laba bersih SMBR melonjak 310,83% (yoy) dari Rp 35,61 miliar menjadi Rp 146,30 miliar hingga kuartal III-2025.
Penurunan pendapatan mayoritas emiten semen sejalan dengan kinerja penjualan semen nasional. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat volume penjualan semen di dalam negeri masih melambat hingga kuartal III-2025.
Mengutip pemberitaan sebelumnya, Ketua ASI Lilik Unggul Raharjo mengungkapkan volume penjualan semen di pasar dalam negeri masih di bawah ekspektasi, yakni berada di level 45,67 juta ton.
"Penjualan tidak sesuai ekspektasi karena di bawah tahun lalu untuk periode sampai kuartal ketiga, minus 2,4%," ujar Lilik saat dihubungi Kontan.co.id pada bulan lalu.
Sementara itu, Corporate Secretary Semen Indonesia Group Vita Mahreyni menyampaikan bahwa SIG akan terus memaksimalkan potensi pasar regional untuk menjaga kinerja perusahaan tetap positif di tengah kondisi pasar semen dalam negeri yang terkontraksi. Secara volume, kinerja penjualan semen SIG masih mendaki.
Hingga kuartal III-2025, SIG mencatatkan penjualan regional sebesar 6,08 juta ton. Meningkat 18% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 5,16 juta ton.
SIG ingin memperkuat posisi di industri semen domestik melalui pengelolaan pasar mikro serta kepemimpinan dalam berbagai proyek nasional.
“Dengan terus bersikap adaptif dan inovatif, SIG optimistis dapat mempertahankan profitabilitas," kata Vita dalam rilis yang disiarkan pada Senin (3/11/2025).
Di sisi yang lain, Manejen Cemindo (CMNT) menyoroti kemampuan perusahaannya untuk mendongkrak laba usaha sebanyak 112,67% (yoy) dari Rp 239,48 miliar menjadi Rp 509,31 miliar. Hasil ini didapat ketika industri semen nasional masih dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari perlambatan proyek infrastruktur, tekanan daya beli di segmen ritel, hingga ketidakpastian global.
"Cemindo berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan positif berkat penguatan strategi pemasaran, efisiensi jaringan distribusi, dan fokus pada wilayah utama seperti Jawa dan Sumatra yang menunjukkan permintaan ritel relatif stabil," ungkap Manajemen Cemindo dalam keterbukaan informasi pada pekan lalu.
Baca Juga: PLN Teken Jual Beli Tenaga Listrik 1.800 MWA di Kawasan Industri Jabar dan Jateng
Produsen semen dengan merek Semen Merah Putih ini membeberkan bahwa segmen semen kantong mencatat peningkatan signifikan melalui penguatan jaringan di wilayah dengan potensi pertumbuhan tinggi. Sementara segmen semen curah menunjukkan kinerja solid berkat kolaborasi strategis dengan mitra proyek swasta.
"Dengan dukungan stabilitas ekonomi nasional, kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif, serta berlanjutnya pembangunan infrastruktur, Cemindo memandang peluang pertumbuhan masih terbuka luas hingga akhir tahun 2025," kata Manajemen Cemindo.
Selanjutnya: Dukung Gas Terbarukan, PGN (PGAS) Mulai Bangun Titik Injeksi Biomethane di Sumsel
Menarik Dibaca: Samsung A06 Memasang Lensa Utama 50 MP, Bisa Lakukan Digital Zoom hingga 10x
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













