kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

MD Entertainment Waspadai Hambatan Baru Ekspor Film Imbas Wacana Tarif AS


Rabu, 07 Mei 2025 / 19:46 WIB
MD Entertainment Waspadai Hambatan Baru Ekspor Film Imbas Wacana Tarif AS
ILUSTRASI. MD Entertainment menyoroti potensi dampak negatif dari wacana kebijakan tarif 100% terhadap film yang diproduksi di luar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MD Entertainment menyoroti potensi dampak negatif dari wacana kebijakan tarif 100% terhadap film yang diproduksi di luar Amerika Serikat (AS). Rencana kebijakan tersebut dinilai dapat memperlambat langkah industri film Indonesia dalam menembus pasar global, khususnya pasar AS yang dianggap strategis secara bisnis maupun simbolis.

"Amerika Serikat merupakan salah satu pasar penting secara strategis maupun simbolis. Kebijakan semacam ini tentu bisa memperlambat upaya globalisasi konten Indonesia," ujar Astrid Suryatenggara, Chief Communications Officer MD Entertainment, kepada Kontan, Rabu (7/5).

Namun demikian, Astrid menekankan bahwa wacana kebijakan tersebut masih belum final. Presiden AS Donald Trump direncanakan baru akan bertemu dengan para pelaku industri film sebelum keputusan akhir diambil, sebagaimana dilaporkan oleh The Washington Post.

Baca Juga: Prospek Cerah Industri Perfilman Indonesia di Tengah Tantangan Global

Terkait langkah antisipatif, MD Entertainment mengaku terus mengikuti perkembangan kebijakan tersebut. "Mari kita sama-sama tunggu update dari pemerintah AS," ucap Astrid.

Lebih lanjut, MD berharap pemerintah Indonesia hadir untuk mendukung industri film nasional agar dapat bersaing di pasar internasional. "Kami butuh negara hadir untuk industri film, menjadi jembatan dan memberikan support maksimal bagi kami," imbuhnya.

Astrid juga memaparkan bahwa MD telah aktif mengarahkan produksi film dengan standar global dalam beberapa tahun terakhir, termasuk merilis film dalam format IMAX seperti Badarawuhi dan Pabrik Gula, yang bahkan menggelar gala premiere dan tayang di bioskop AS.

“Serial kami yang tayang di OTT juga sukses di negara-negara lain. Misalnya Layangan Putus (WeTV) yang viral di 25 negara, dan Lebaran kemarin kami rilis Setetes Embun Cinta Niyala yang menduduki peringkat 1 di Top 10 Netflix Global di 40 negara,” jelasnya.

Baca Juga: Industri Film Indonesia Diproyeksi Menjanjikan di 2025, Lebih 150 Judul Bakal Tayang

Selanjutnya: Jasa Marga Tebar Dividen Rp 1,13 Triliun

Menarik Dibaca: Usia 18 Tahun Sudah Punya Aset 1 Juta Dolar, Simak Strategi Investasi Sulianto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×