Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan properti logistik PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) bersiap membangun empat gudang pada tahun ini. Tiga gudang berkonsep built to suit, dan satu gudang multi tenant siap pakai.
Built to suit adalah konsep pengembangan properti dimana pengembang yang juga pemilik lahan, membikin properti sesuai kebutuhan tenant.
Nah, tahun ini PT Lastana Express Indonesia (Lazada), PT Havi Indonesia, dan PT Linfox Logistics Indonesia menjadi tiga tenant yang minta dibangunkan gudang.
Gudang Lazada atau Lazada Warehouse berlokasi di Tapos, Depok, Jawa Barat. Luas lahan proyek itu 90.180 meter persegi (m²) sedangkan luas area sewa 62.000 m². Daya dukung lantainya 4 ton/m².
Mega Manunggal membagi pembangunan konstruksi Lazada Warehouse dalam dua tahap. Tahap I sudah mereka awali sejak akhir tahun 2015. Sementara rencana memulai konstruksi tahap II pada semester kedua tahun ini.
Lantas gudang pesanan Havi dan Linfox ada di kawasan industri MM2100 Industrial Estate, Bekasi, Jawa Barat. Havi Warehouse akan menempati lahan seluas 12.176 m² dengan luas area sewa 7.452 m². Daya dukung lantai gudang itu 3 ton/m².
Sementara, Linfox Warehouse menempati area seluas 33.893 m² dengan luas area sewa 20.360 m². Daya dukung lantainya 6 ton/m². Jadwal memulai konstruksi Havi Warehouse dan Linfox Warehouse pada semester II-2016.
Mega Manunggal juga menargetkan jadwal penyelesaian yang sama untuk kedua proyek itu, yakni 2017.
Sementara satu-satunya gudang multi tenant siap pakai yang akan Mega Manunggal bangun bernama AE Warehouse. Lokasi gudang itu di kawasan industri MM2100.
AE Warehouse bakal menempati lahan seluas 34.180 m² dengan luas area sewa 37.000 m². Gudang tersebut bakal terdiri dari dua lantai.
Lantai satu memiliki daya dukung 4 ton/m² sedangkan lantai dua memiliki daya dukung 3 ton/m². Untuk membangun gudang tersebut, Mega Manunggal memerlukan dana Rp 700 miliar - Rp 800 miliar.
Fernandus Chamsi, Direktur Utama PT Mega Manunggal Property Tbk Jumat (3/6) menjelaskan, dana investasi akan keluar secara berkesinambungan seturut perkembangan proyek.
Belanja lahan
Selain membangun proyek gudang, Mega Manunggal juga akan menambah tabungan lahan atawa landbank. "Waktu IPO (initial public offering) kan, kami punya 164.000 m², saat ini kami akan menambah 200.000 m²," kata Fernandus saat acara paparan publik di Jakarta.
Ketika memutuskan untuk belanja lahan, Mega Manunggal mengaku cukup selektif. Perusahaan berkode MMLP di Bursa Efek Indonesia tersebut ingin, lokasi lahan tak cuma terpusat di satu titik.
Alasan mereka, lokasi landbank yang tersebar bisa mendukung strategi mengembangkan gudang built to suit, agar mendukung bisnis penyewa.
Selain lokasi yang tersebar, Mega Manunggal juga memiliki syarat minimal lahan yang akan diakuisisi. Acuan perusahaan itu, minimal belanja lahan seluas 10.000 m².
Asal tahu saja, saat ini Mega Manunggal sudah mengantongi calon lahan baru seluas 42,5 hektare (ha) atau 42.500 m². Perusahaan tersebut sudah membayar down payment (DP) alias uang muka pembelian lahan.
Namun begitu, Mega Manunggal masih ingin menuntaskan analisis bisnis atas 42,5 ha lahan tadi. "Karena tanah yang akan kami beli mau tak mau harus menunjang reccuring income yang jadi pendapatan utama kami," tutur Fernandus.
Mega Manunggal berharap aneka strateginya bisa mendukung kinerja tahun 2016. Tahun ini, perusahaan tersebut mengincar pertumbuhan pendapatan hingga 20%.
Mengintip laporan keuangan 2015, Mega Manunggal mencetak pendapatan Rp 163,49 miliar. Pendapatan sewa berkontribusi Rp 152 miliar. Sisanya adalah pendapatan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News