Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mega Perintis Tbk (ZONE) menargetkan penjualan pada musim Natal-Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 dapat tumbuh 10% hingga 15% dibanding periode sebelumnya.
Direktur dan Corporate Secretary PT Mega Perintis Tbk Luki Rusli menjelaskan, untuk meraih bidikan tersebut, perseroan menyiapkan sejumlah strategi. Apalagi, ia bilang, hari raya merupakan momentum puncak bagi ritel fesyen seperti ZONE.
“Secara tren, di Indonesia memang masih terjadi lonjakan penjualan produk fesyen saat periode hari raya besar, karena pada masa ini masyarakat akan menambah pengeluaran atau belanja,” kata Luki kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).
Baca Juga: Persaingan Bisnis Bioskop Kelas Premium Semakin Ketat
Luki mengatakan, perseroan yang menaungi jenama ritel MANZONE, minimal, MOC, dan Edwin ini telah menyiapkan koleksi khusus hari raya, baik untuk Nataru maupun Idul Fitri 2026 pada kuartal I-2026.
“Mulai dari desain dan motif up to date, pemilihan dari material kain khusus seperti cotton, linen, serta polyester dengan tenunan unik, serta model produk yang fashionable,” jelas Luki kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).
Untuk menarik pengunjung, ZONE juga menyiapkan sejumlah promo pada produk-produk koleksi perayaan di semua kanal penjualan, baik secara online maupun fisik berupa toko dan counter di department store.
“Kami menyiapkan koleksi fesyen yang paling baru dan campanye yang menekankan pada kualitas yang baik dan harga yang terjangkau,” imbuh Luki.
Menurutnya, optimalisasi penjualan di kanal offline juga tetap penting untuk menarik trafik pengunjung atau pembeli.
Baca Juga: Saraswanti (SAMF) Usung Target Moderat, Kejar Pertumbuhan Penjualan 7%-8% pada 2026
Maka itu, strategi omnichannel dan ritel eksperiensial menjadi langkah yang diambil ZONE. “Ini agar toko fisik tetap menjadi kontributor utama penjualan dan menjadikan offline store sebagai brand value, di tengah meningkatnya penetrasi e-commerce dan agresivitas promo digital,” ungkap Luki.
Ia melanjutkan, perseroan bukan memosisikan e-commerce sebagai pesaing kanal toko offline, melainkan sebagai kanal pelengkap.
Dengan adanya toko offline, Luki menyebut pengunjung dan pembeli dapat tetap memiliki tempat pengalaman dengan penataan visual yang lebih modern, serta pelayanan dari tenaga penjual untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
“Ketersediaan produk yang lengkap, dari warna hingga ukuran, juga akan menjadi kemudahan bagi pelanggan untuk dicoba langsung oleh konsumen,” tandas Luki.
Selanjutnya: Bos Bulog: Sawah Rusak Akibat Banjir Sumatra Tak Ganggu Target Penyerapan Beras
Menarik Dibaca: Dana Transaksi Tidak Sesuai? Ini Cara Mudah Atur Selisih Pencairan Dana Merchant
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













