kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Megaproyek 35.000 MW hanya bisa rampung sebagian


Senin, 14 November 2016 / 17:15 WIB
Megaproyek 35.000 MW hanya bisa rampung sebagian


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Megaproyek ketenagalistrikan 35.000 Megawatt (MW) terancam tidak rampung tepat waktu. Dewan Energi Nasional (DEN) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, angka realistis yang bisa diselesaikan pada tahun 2019 hanya 19.763 MW.

Proyeksi itu mengacu berbagai macam pertimbangan. Seperti pertumbuhan ekonomi 2019 yang sudah mencapai 6%, financial closing (FS) listrik yang hanya 19.763 MW, serta, 30-an lebih pembangkit yang sampai saat ini lokasinya belum ditetapkan.

Anggota DEN Renaldi Dalimi mengungkapkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menetapkan Rencana Usaha Energi Nasional (RUEN) 2017. Salah satunya mengesahkan penyelesaian megaproyek ketenagalistrikan 35.000 MW yang hanya tercapai 19.763 MW.

“Disepakati minimal 19.763 MW. Tapi, PT PLN berusaha bisa lebih dari itu,” terangnya saat konfrensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Senin (14/11).

Alasan utamanya, kata Renaldi, akhir Desember 2016, pembangkit yang sudah financial hanya mencapai 19.763 MW. Dari angka yang akan financial closing itu dibutuhkan waktu 36 bulan untuk membangun pembangkit sampai selesai.

“Angka itu juga dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 6%, dengan asumsi pembangunan pembangkit 36 bulan. Mulai tahun 2017 awal sampai akhir 2019,” ungkapnya.

Ia menyatakan, penyelesaian yang hanya 19.763 MW itu sudah dibicarakan dengan Ketua Harian DEN sekaligus Menteri ESDM Ignatius Jonan, serta Dirjen Ketenagalistrikan dan Tim Percepatan yang dipimpin Nur Pamudji.

“Sudah dipastikan 99,9%, bahwa 35.000 MW tidak mungkin selesai. Karena masih ada 30-an pembangkit yang belum selesai,” tegasnya.

Renaldi menambahkan, 19.763 MW itu cukup untuk menjaga tingkat elektrifikasi hingga 2019. Juga, aman untuk pertumbuhan ekonomi 6% dan reability saat ini. “Kita menganggap angka 19.763 MW itu masuk akal,” klaimnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×