kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Melalui New Colombo Plan, Mahasiswa Australia Pelajari Industri Hijau di Indonesia


Rabu, 15 Februari 2023 / 12:09 WIB
Melalui New Colombo Plan, Mahasiswa Australia Pelajari Industri Hijau di Indonesia
ILUSTRASI. Tatalogam Group?luncurkan baja?ringan inovasi terbaru


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Semakin banyak perusahaan yang menerapkan industri hijau. Maka, sebanyak 40 mahasiswa University of Queensland dan empat perwakilan mahasiswa Universitas Indonesia melakukan factory visit ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group). Kunjungan itu ke Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Kedatangan mahasiswa yang disponsori oleh Pemerintah Australia, melalui program New Colombo Plan (NCP) ini  untuk melihat secara langsung  implementasi industri hijau, khususnya di sektor produksi baja.

“Kedatangan kami kali ini terkait environmental, khususnya terkait tranformasi manufacturing ke green manufacturing, terutama di industri baja,” terang Bambang Heru Susanto, Ktua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/2).

Baca Juga: Pelaku Industri Sektor Baja Dukung Peningkatan TKDN dan Industri Ramah Lingkungan

PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).“Harapannya mahasiswa University of Queensland ini mengetahui bahwa di Indonesia ada industri-industri strategis sebetulnya yang bisa juga mereka pelajari dan mereka jadikan sebuah tempat yang nantinya misalkan ingin magang atau internship,” terang Bambang lagi. 

"Saya rasa sebagian besar mahasiswa yang hadir jadi lebih mengerti bagaimana baja lapis dibuat. Dalam proses ini mereka juga mempelajari rangkaian proses panjang termasuk bagaimana menangani produk akhir dan residu atau limbah dari kegiatan mereka,” timpal  Adrian Oehmen, Associate Professor di School of Chemical Engineering, pendamping para mahasiswa  University of Queensland

Vice President Operations PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menjelaskan, baja, semen dan petrokimia merupakan tiga industri penghasil emisi teratas dan termasuk  paling sulit didekarbonisasi. 

Baca Juga: Kementerian PUPR Genjot Pemanfaatan Produk Dalam Negeri

Ia menambahkan, sektor keuangan memiliki peran penting dalam mendorong langkah-langkah dekarbonisasi yang sistemik. Banyak lembaga pembiayaan mendalami langkah-langkah mendorong perusahaan tujuan investasi menerapkan prinsip/standar pelaporan berkelanjutan. Dan memasukkannya ke dalam rencana aksi sebagai salah satu variabel penting untuk keputusan investasi dan pada akhirnya menarik investasi hijau masuk ke Indonesia. 

“Dekarbonisasi memerlukan inovasi konstan pada bahan bakar, bahan baku, dan proses produksi. Memiliki perencanaan yang ambisius dan visi jangka panjang untuk industri ini adalah suatu keharusan,” terang Stephanus.

Tata Metal Lestari sadar penuh akan kebutuhan untuk memiliki  visi, misi, strategi dan peta jalan untuk industri hijau. Langkah ini mendukung agenda pemerintah menuju karbon netral tahun 2050 dan kesiapan  perdagangan karbon global. 

Baca Juga: Pemerintah terus mendorong energi hijau, ini langkah PT Tata Metal Lestari

“It is just a beginning. Kami percaya dengan menggandeng banyak pemangku kepentingan untuk bumi hijau akan lebih cepat tercapai. Tata Metal Lestari siap memperluas dukungan untuk New Colombo Plan dengan peluang magang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×