Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Hingga saat ini, baru ada PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang menjadi badan usaha operator jaringan pipa transmisi gas bumi di Trans Kalimantan. Perusahaan ini akan mengelola pembangunan jaringan gas bumi khusus di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. “Selain itu belum ada badan usaha pemenang,” sambung Jugi.
BPH Migas pun sudah menyiapkan upaya mitigasi apabila proyek pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi Trans Kalimantan tersendat atau bahkan molor dari jadwal semula.
Salah satunya dengan mengembangkan Wilayah Jaringan Distribusi di pasar eksisting yang berada di Kalimantan untuk memicu pertumbuhan permintaan gas bumi di kemudian hari.
Baca Juga: Melihat tantangan pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar transportasi
“Dengan demand yang lebih besar, maka akan memicu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam meningkatkan produksi gas lebih tinggi, termasuk untuk pasokan gas LNG,” terang dia.
Sebagai informasi, proyek jaringan pipa transmisi gas bumi Trans Kalimantan berpotensi menelan biaya investasi sebesar Rp 35 triliun.
Di atas kertas, Jugi bilang keberadaan jaringan gas bumi tersebut akan mendorong tingkat utilitas gas bumi yang lebih tinggi di Kalimantan. Selain itu, penggunaan jaringan gas bumi akan mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG sehingga mampu menghemat devisa negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News