kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat perkembangan terkini proyek jaringan gas bumi Trans Kalimantan


Rabu, 11 Maret 2020 / 18:28 WIB
Melihat perkembangan terkini proyek jaringan gas bumi Trans Kalimantan
ILUSTRASI. Jaringan pipa gas bumi milik Perusahaan Gas Negara (PGN) terpasang di salah satu rumah pelanggan di kawasan Medan Denai, Sumatera Utara, Senin (22/4/2019). Sejak 22 Maret 2018 PGN mengoperasikan layanan jaringan gas bumi baru untuk pelanggan rumah tangga


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek jaringan pipa transmisi gas bumi Trans Kalimantan sejatinya sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Hanya memang, proyek ini masih harus beberapa proses sebelum benar-benar tereksekusi.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Jugi Prayogio menyebut, pihaknya sudah melakukan beberapa kali focus discussion group (FGD) untuk mengidentifikasi potensi pasar yang akan menjadi pelanggan jaringan gas tersebut. Di antaranya PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), pengelola kilang, industri, dan ibu kota baru.

Baca Juga: ESDM tandatangani 7 paket proyek pembangunan jargas rumah tangga Rp 862,39 miliar

Jaringan gas Trans Kalimantan kemungkinan besar akan memiliki pasokan gas yang berasal dari kombinasi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dan sumur raw gas.

“Dengan demikian pembangunan terlebih dahulu sebagian jaringan pipa atau wilayah jaringan distribusi menjadi opsi yang lebih tepat,” ungkap dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/3).

Saat ini, proses studi kelayakan dan front end engineering and design (FEED) di beberapa wilayah yang akan dilalui jaringan pipa transmisi gas Trans Kalimantan sedang dalam tahap finalisasi.

Jugi berharap, tahun ini sudah mulai ada kejelasan area mana saja yang layak maupun tidak layak untuk dibangun jaringan gas bumi.

Secara umum, terdapat beberapa faktor kunci yang menjadi penentu kesuksesan proyek jaringan pipa transmisi gas Trans Kalimantan. Selain ketersediaan pasokan raw gas untuk pipa transmisi, keberadaan pasar yang menjadi konsumen gas bumi di Trans Kalimantan juga patut diperhatikan.

Yang tak kalah penting, perlu keberadaan Badan Usaha yang siap menjadi operator jaringan gas bumi Trans Kalimantan. “Jika secara nilai keekonomian tercapai, maka badan usaha operator akan mudah diperoleh,” ujar Jugi.

Hingga saat ini, baru ada PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang menjadi badan usaha operator jaringan pipa transmisi gas bumi di Trans Kalimantan. Perusahaan ini akan mengelola pembangunan jaringan gas bumi khusus di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. “Selain itu belum ada badan usaha pemenang,” sambung Jugi.

BPH Migas pun sudah menyiapkan upaya mitigasi apabila proyek pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi Trans Kalimantan tersendat atau bahkan molor dari jadwal semula.

Salah satunya dengan mengembangkan Wilayah Jaringan Distribusi di pasar eksisting yang berada di Kalimantan untuk memicu pertumbuhan permintaan gas bumi di kemudian hari.

Baca Juga: Melihat tantangan pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar transportasi

“Dengan demand yang lebih besar, maka akan memicu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam meningkatkan produksi gas lebih tinggi, termasuk untuk pasokan gas LNG,” terang dia.

Sebagai informasi, proyek jaringan pipa transmisi gas bumi Trans Kalimantan berpotensi menelan biaya investasi sebesar Rp 35 triliun.

Di atas kertas, Jugi bilang keberadaan jaringan gas bumi tersebut akan mendorong tingkat utilitas gas bumi yang lebih tinggi di Kalimantan. Selain itu, penggunaan jaringan gas bumi akan mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG sehingga mampu menghemat devisa negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×