kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.404.000   -3.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.687   12,00   0,07%
  • IDX 8.633   -7,44   -0,09%
  • KOMPAS100 1.183   -6,87   -0,58%
  • LQ45 847   -6,48   -0,76%
  • ISSI 308   -1,78   -0,58%
  • IDX30 440   0,35   0,08%
  • IDXHIDIV20 513   0,38   0,07%
  • IDX80 132   -0,90   -0,67%
  • IDXV30 141   0,28   0,20%
  • IDXQ30 141   0,20   0,14%

Memahami Risiko dan Mutu Biodiesel B40–B50


Minggu, 07 Desember 2025 / 21:55 WIB
Memahami Risiko dan Mutu Biodiesel B40–B50
ILUSTRASI. Uji jalan kendaraan menggunakan bahan bakar B40 di Jakarta, Rabu (27/7/2022).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mempercepat agenda transisi energi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menerapkan mandatori B40 sejak 1 Januari 2025 untuk menekan impor solar dan menurunkan emisi. 

Kebijakan ini sekaligus memperkuat peran biodiesel berbasis minyak sawit sebagai pilar energi terbarukan domestik. Namun, penggunaan biodiesel skala besar masih menghadapi sejumlah tantangan. Biodiesel B40 dan B50 sangat sensitif terhadap suhu, proses penyimpanan, dan distribusi. 

Dengan kondisi geografis Indonesia yang luas, pengawasan kualitas menjadi lebih kompleks, sementara kesiapan infrastruktur penyimpanan dan transportasi terus ditingkatkan. Situasi ini mendorong kebutuhan edukasi teknis agar pemanfaatan biodiesel tetap aman dan efisien.

Menjawab kebutuhan, PT Tekno Fluida Indonesia menggelar workshop “Biodiesel Conditioning: Deep Dive into B40 & B50 Fuel Polishing System” belum lama ini. Tujuannya untuk memperdalam pemahaman terkait penerapan B40 dan rencana adopsi B50 pada 2026.

Baca Juga: Permintaan Biodiesel Naik, Volume B40 Diprediksi Melebihi Kuota yang Ditetapkan

Antoni Sutiono, pakar teknologi fluida memaparkan perubahan karakteristik biodiesel, dampak teknis, serta strategi mengatasi tantangan penggunaan B40/B50. Antoni menegaskan biodiesel B40/B50 memiliki sifat higroskopis, rentan oksidasi, dan korosif. 

Jika kualitas tidak terjaga, biodiesel berpotensi merusak komponen mesin, menurunkan performa, dan bahkan menggugurkan garansi jika tidak memenuhi standar kebersihan pabrikan.

“Setiap produsen mesin memiliki standar kebersihan bahan bakar yang berbeda. Karena itu, pengguna harus menjaga kualitas biodiesel sesuai syarat pabrikan agar performa optimal dan garansi tetap berlaku,” jelas Antoni dalam keterangannya dikutip Minggu (7/12/2025).

Untuk memitigasi risiko degradasi biodiesel, Antoni menekankan pentingnya penerapan program mitigasi komprehensif yang meliputi tiga aspek. Dari sisi engineering, fokus utamanya adalah pemilihan material yang sesuai, desain tangki penyimpanan yang tepat, serta sistem filtrasi yang efektif. 

Baca Juga: Regulasi Baru Harga Biodiesel B40 Akan Terbit, Ada Potensi Masuknya Pajak Karbon

Aspek pencegahan dilakukan melalui fluid reliability program, mulai dari pemilihan bahan bakar berkualitas, metode pengisian yang benar, hingga pengujian rutin. Upaya ini dilengkapi perawatan berkelanjutan seperti pembersihan tangki, kontrol suhu, dan pengendalian partikel serta kelembapan. Selain itu, praktik penanganan yang baik turut mencakup manajemen mikroorganisme, penggunaan aditif biosida, dan teknologi enzim.

Pada sesi kedua di kantor Tekno Fluida, peserta menyaksikan demonstrasi fuel polishing system yang dirancang khusus untuk mengendalikan degradasi biodiesel akibat kontaminasi partikel, air, dan mikrobiologi. Teknik Fluida juga memperkenalkan teknologi Industrial Internet of Things (IIoT) yang memungkinkan pemantauan sistem secara real-time dan kendali jarak jauh, sebagai bagian dari komitmen inovasi di sektor energi.

Selanjutnya: Bahlil Pastikan Seluruh Listrik di Aceh Akan Menyala 100% Mulai Besok

Menarik Dibaca: Hasil Guwahati Masters 2025: Indonesia Raih Gelar Ganda Campuran dan Ganda Putri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×