Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
Misalnya, selama tiga-lima tahun ke depan, Kemprin fokus mendongkrak kemampuan di sektor hulu untuk meningkatkan produksi serat sintetis. Upaya yang dilakukan, antara lain menjalin kerja sama atau menarik investasi perusahaan penghasil serat berkualitas. “Ini juga bertujuan guna mengurangi impor,” tutur Airlangga.
Lebih lanjut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian dasar menjadi pakaian fungsional seperti baju olahraga, industri TPT nasional pun perlu membangun kemampuan produksi dan meningkatkan skala ekonomi agar dapat memenuhi permintaan pakaian fungsional di pasar domestik maupun ekspor.
Sebelumnya, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemprin Muhdori mengaku optimistis, industri TPT nasional dapat tumbuh hingga 4%-6% pada tahun 2018. Tahun lalu, sektor ini mampu tumbuh sebesar 3,45% melonjak tajam dibanding tahun 2016 yang mencapai 1,76%.
“Sebesar 30% pakaian jadi dari hasil industri tekstil kita adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sedangkan 70 persennya untuk ekspor,” ungkapnya.
Kemprin mencatat, nilai ekspor industri TPT nasional mencapai US$ 12,58 miliar pada tahun 2017. Jumlah ini naik 6% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, sektor ini menyumbang ke PDB sebesar Rp 150,43 triliun di tahun 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News