Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai, penyesuaian tarif royalti minerba pada dasarnya tetap bisa memberikan manfaat bagi emiten-emiten batubara, terutama dalam rangka meningkatkan performa average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata produknya.
Dengan begitu, kinerja keuangan emiten di sektor ini dapat kembali pulih.
Ditambah lagi, secara teknikal tahun ini harga batubara global diperkirakan sudah mulai rebound dan sudah melalui fase harga terendah (lower price) pada tahun lalu.
Baca Juga: Dirjen Minerba ESDM, Diangkat Jadi Komisaris MIND ID
Permintaan batubara terbesar tetap datang dari China yang industri manufakturnya mulai bangkit, sehingga mendongkrak kebutuhan terhadap energi.
“Kami melihat permintaan batubara akan meningkat pada tahun ini, walau ketidakpastian global tetap berisiko membuat kinerja industri ini kurang optimal,” ungkap dia, Senin (10/3).
Dari situ, Nafan menganggap, emiten-emiten batubara berorientasi ekspor bisa lebih aktif memacu kinerjanya di tengah kurs dolar AS yang sedang menguat dan didukung oleh skema tarif royalti minerba yang fleksibel.
Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk saham BUMI dengan target harga di kisaran Rp 105 sampai Rp 118 per saham. Dia juga merekomendasikan accumulative buy saham AADI dengan target harga sekitar Rp 6.650 sampai Rp 8.550 per saham.
Selanjutnya: Musim Pembagian Dividen Tiba, Begini Rekomendasi Sahamnya dari Analis
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News