kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti realisasi perpanjangan kontrak 27 tahun Blok Masela


Minggu, 04 Februari 2018 / 22:14 WIB
Menanti realisasi perpanjangan kontrak 27 tahun Blok Masela
ILUSTRASI. Inpex Corporation


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Blok Masela yang terletak di Provinsi Maluku merupakan satu dari beberapa proyek migas yang cukup besar. Maklum saja, cadangan Blok Masela diproyeksi mencapai 10,73 triliun cubic feet (tcf).

Namun berbeda dengan proyek migas besar lainnya, Proyek Masela sarat dengan nuansa politik. Terutama ketika terjadi polemik akibat pertentangan dua menteri yang kala itu berkuasa yaitu Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli soal lokasi pembangunan kilang LNG.

Ujung-ujungnya Presiden ikut campur tangan mengurusi Blok Masela. Melalui pengumuman yang dibacakan Menteri ESDM kala itu Sudirman Said pada Maret 2016 diputuskan kilang LNG Blok Masela dibangun di darat.

Keputusan tersebut berbeda dengan proposal yang diajukan oleh Inpex Corporation dan Shell Indonesia yang menjadi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di blok tersebut. Inpex selaku operator Blok Masela mengajukan pembangunan kilang LNG di laut.

Inpex dan Shell pun bersedia mengubah Plan of Development (POD) Blok Masela dengan beberapa syarat, yaitu adanya tambahan perpanjangan kontrak selama 10 tahun dan persetujuan penambahan produksi dari 7,5 ntpa menjadi 9,5 mtpa. Polemik politik di proyek Blok Masela menyebabkan jadwal produksi gas dari blok tersebut menjadi molor.

Pemerintah harus membayar kompensasi keputusan pembangunan kilang di darat dengan menyetujui penambahan produksi menjadi 9,5 mtpa. Sementara untuk penambahan kontrak hanya diberikan selama tujuh tahun.

Ditambah dengan kepastian perpanjangan kontrak Inpex dan Shell di Blok Masela selama 20 tahun. Dengan begitu, total kontrak Inpex dan Shell di Blok Masela akan bertambah 27 tahun.

Sinyalemen perpanjangan kontrak Blok Masela diinformasikan selepas kunjungan kerja Menteri ESDM saat ini, Ignasius Jonan, ke Jepang pada Oktober 2017. Padahal kontrak Inepx dan Shell baru akan habis pada 2028 mendatang.

Meskipun begitu Inpex dan Shell belum bisa berlega hati. Pasalnya, janji Jonan ini hanya disampaikan secara lisan, belum sampai kepada kesepakatan tertulis.

Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, Tunggal memastikan perpanjangan kontrak Inpex dan Shell di Blok Masela sudah pasti disepakati. Saat ini hanya tinggal melanjutkan proses secara formal. "Perpajangan tersebut kan sudah dibahas high level, tinggal formalitasnya saja," ujar Tunggal, Minggu (4/1).

Apalagi tepat pada tahun ini, Inpex dan Shell sudah bisa mengajukan proposal perpanjangan kontrak 10 tahun sebelum kontrak berakhir. Akan tetapi, Tunggal belum bisa memastikan apakah Inpex dan Shell sudah mengajukan perpanjangan kontrak.

"Sesuai aturan bisa, mengajukan melalui SKK Migas dulu. Baru nanti SKK Migas mengajukan ke Menteri," imbuh Tunggal.

Sementara, pihak Inpex enggan berkomentar perihal perpanjangan kontrak 27 tahun di Blok Masela. Pasalnya, Inpex saat ini memang masih fokus untuk menyelesaikan Pre-FEED Blok Masela yang ditargetkan bisa rampung pertangahan tahun ini.

Dengan begitu, POD I bisa diajukan di akhir tahun 2018. Sehingga Blok Masela bisa berproduksi mencapai 9,5 mtpa plus 150 mmscfd pada 2027.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×