Reporter: avanty nurdiana | Editor: Test Test
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa penggemar boneka memang banyak. Bukan cuma anak-anak, orang dewasa pun iya. Bahkan, bisa-bisa mereka tak puas pada satu boneka. Apalagi kalau mereka sudah masuk kelas kolektor.
Karena banyak yang suka, tentu bisnis boneka juga tak bakal mati. Dhora Lie, seorang bekas karyawan sebuah pabrik boneka, tahu persis hal itu. Sejak 2003 silam, dia meniti usaha pembuatan boneka merek Davido Toys. Selain paham seluk beluk pembuatan boneka, Dhora memang suka boneka. "Karena hobi, sih," ujarnya.
Namun, jangan membayangkan bisnis Dhora skalanya sudah sangat besar. Ia mengaku, baru bisa memproduksi boneka paling banyak 7.000 buah saban bulan. Namun, bukan berarti Dhora tak bisa memproduksi lebih dari volume itu. "Ini saya sesuaikan dengan jumlah permintaan yang datang. Bisa lebih. Tapi kalau permintaan kurang. Tidak mau, dong, saya membuat dengan jumlah segini," selorohnya. Kadangkala ia mengaku kewalahan menerima pesanan. Dhora menetapkan harga variatif terhadap boneka-bonekanya, yaitu antara Rp 5.000 sampai dengan Rp 250.000 per item.
Permintaan paling banyak datang dari supermarket, mal, dan toko di Jakarta. Dhora juga memasarkan ke beberapa wilayah di Indonesia. "Daya beli masyarakat paling banyak di Jakarta makanya penjualan terbesar pun di sini," jelasnya. Biasanya dia juga meminta pembeli langsung datang ke rumah produksinya sehingga dia tidak perlu repot-repot untuk mendistribusikan produknya.
Boneka Davido memang tidak setenar boneka Barbie, yang pasarnya sudah mendunia. Peminat produk Dhora masih sebatas di dalam negeri. "Saya baru memasarkannya ke supermarket saja," ujarnya.
Namun, Dhora berani mengklaim, produknya mempunyai karakter yang berbeda dibandingkan dengan boneka hasil karya yang lain. Ia mengaku memproduksi 20 jenis boneka. Mulai dari boneka beruang, anjing, sapi, babi dan masih banyak lagi.
Bahan khusus
Ia membuat karakter bonekanya selucu mungkin. "Kami menyesuaikan dari permintaan yang datang saja," ungkap Dhora. Yang jelas, selain soal karakter, Dhora juga sangat memperhatikan kualitas bahan. Karena itu, ia berusaha mencari bahan boneka dari bahan yang lembut, dan jahitan yang halus dan rapi.
Dhora memang menggunakan bahan baku yang tak gampang ditemukan di pasar, seperti bahan baku velboa, yakni bahan baku khusus kulit boneka yang ketebalannya dua milimeter. "Bahan bakunya sulit dicari karena tidak umum dijual di pasar," ujar Dhora. Ia harus memesan ke pabrik untuk mendapatkan bahan ini. Dhora menuturkan tahapan-tahapan pengerjaan bonekanya. Mula-mula bahan baku tersebut dibuat pola. Baru kemudian setelah berbentuk pola, bahan tersebut kemudian dipotong sesuai pola. Dijahit dan selanjutnya adalah proses finishing.
Ketika mengawali usaha ini Dhora, ia mengeluarkan modal sebesar Rp 50 juta. Modal ini ia gunakan untuk membeli mesin, alat produksi, dan bahan produksinya. Karena produknya masih belum banyak dikenal, usahanya masih berjalan lambat. Ia mengatakan baru mendapatkan modalnya kembali setelah 2 tahun. "Tapi setelah dua tahun itu, permintaan sudah mulai mengalir," ungkapnya.Sekarang Dhora sudah memperkerjakan sedikitnya 25 karyawan. Semua karyawannya adalah perempuan. Tak jelas, mengapa Dhora memilih hanya pekerja perempuan. Yang pasti, Dhora mengaku memilih tenaga kerja melalui seleksi khusus. "Semuanya bisa mengerjakan boneka, hanya ada yang bisa cepat dan ada yang tidak," tuturnya. Sebelum pekerja masuk ke proses produksi dia harus mengajarinya selama kurang lebih sebulan.
Bagi pemula, Dhora menyarankan pemain baru mempunyai ketrampilan dulu sehingga mereka dapat menjalankan usaha ini sendiri dulu. Kalau sudah mahir, baru kemudian mereka melatih karyawannya. "Kita juga harus melihat model boneka seperti apa yang sedang digemari oleh konsumen," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News