kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Mendag: Harga beras dikendalikan pedagang besar


Senin, 08 Juni 2015 / 18:19 WIB
Mendag: Harga beras dikendalikan pedagang besar
ILUSTRASI. BCA Syariah - kilas


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah tetap membuka opsi impor beras untuk memenuhi kebutuhan komsumsi nasional. Hal itu diakibatkan gagalnya Bulog menyerap 4 juta ton beras yang ditargetkan pemerintah.

Meski begitu, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan bahwa impor beras tidak dimaksudkan untuk mematikan petani dalam negeri. Menurut Mendag, opsi impor itu dibuka karena pemerintah berusaha mengendalikan harga beras di pasaran. 

"Iya dong, maksudnya tidak mematikan petani. Saya mendukung swasembada pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Tapi satu sisi saya juga harus menjaga konsumen, jangan konsumen terbebani (harga beras mahal)," ujar Mendag dalam diskusi RRI Pangan Kita di Jakarta, Senin (8/6).

Saat ini stok beras dikuasai oleh para pedagang besar. Setiap saat, para pedagang itu bisa menjadi spekulan karena menahan penjualan beras sehingga harga beras melambung. Menurut Mendag, hal itu terjadi karena kegagalan Bulog menyerap beras dari petani. 

"Artinya yang di tengah inilah kita harus kendalikan, jangan malah spekulan yang mengendalikan negara ini karena dia tak mau jual beras. Padahal sebenarnya secara stok kita cukup (tapi dikuasai pedagang)," kata Mendag.

Sebelumnya, Rachmat Gobel menegaskan stok beras di Perum Bulog aman, kendati masih di bawah minimum stok. “Saat ini stok 1,2 juta ton, terus naik. Sementara ini kita masih aman. Memang sebetulnya stok 2 juta minimum. Jadi, masih kurang,” kata Rachmat ditemui usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/5).

Saat ini, Perum Bulog terus melakukan penyerapan. Rachmat menegaskan, opsi impor yang dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil merupakan upaya terakhir, untuk menjaga stok Perum Bulog. 

Sementara itu saat ditanya mengenai antisipasi pemerintah akan spekulan yang umumnya muncul jelang lebaran, Rachmat memastikan Kementerian Perdagangan tengah menunggu Peraturan Presiden (Perpres) untuk penetapan harga.

Di luar beras, Rachmat juga memastikan pasokan daging sapi untuk bulan puasa dan Lebaran cukup. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×