kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal sejarah museum kereta api Ambarawa


Sabtu, 10 Oktober 2020 / 11:15 WIB
Mengenal sejarah museum kereta api Ambarawa


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Museum Kereta Api Indonesia (Indonesian Railway Museum) atau dikenal sebagai Museum Kereta Api Ambarawa awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I. 

Stasiun ini dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas  Kedungjati-Ambarawa.

Kini, Museum Kereta Api Ambarawa atau Indonesian Railway Museum (IRM) menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi. Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Para pengunjung juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pp) dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage. Selain itu terdapat rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi tersebut satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.

Selain menjadi tempat wisata sejarah, museum ini dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.

Baca Juga: Genjot wisata, KAI beri diskon perjalanan kereta ke Semarang

Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa

Stasiun Tuntang. Rute kereta wisata dari Stasiun Museum Kereta Api Ambarawa ke Stasiun Tuntang

Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa tak lepas dari perkembangan kota tersebut guna menopang kota Magelang. Dirangkum dari laman resmi KAI, Ambarawa dapat disebut sebagai kota militer yang menyokong kota garnizum Magelang guna mengontrol daerah pedalaman. 

Sehingga, pada tahun 1835 dibangun sebuah komplek benteng besar yang berhasil dirampungkan tahun 1848. Benteng terbesar di Jawa tersebut diberi nama Willem I mengingat pembangunan banteng dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Willem I. 

Kemudian, pada 1873 dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM guna mendapatkan izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta). 

Baca Juga: Solo datangkan lokomotif uap untuk kereta wisata

NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambarawa sepanjang 37 km guna keperluan militer. Lalu, sebagai tempat pemberhentian akhir dibangun Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa). 

Kuat dugaan, penamaan Willem I mengacu kepada Benteng Willem I yang berada tidak jauh dari stasiun. Pada 1 Februari 1905 dilanjutkan pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang yang terdapat jalur kereta khusus, rel bergerigi.

Dua tahun berselang, bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi dengan mengganti material yang semula berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.

Baca Juga: Wisata kereta uap Ambarawa - Tuntang




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×