kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal teknologi BIM yang diterapkan PTPP


Rabu, 04 Oktober 2017 / 15:42 WIB
Mengenal teknologi BIM yang diterapkan PTPP


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan teknologi digital terus merambah kehidupan. Bukan hanya dalam hal perdagangan e-commerce saja, melainkan juga ke sektor lain. Salah satu di antaranya dalam dunia konstruksi. Sektor ini dinilai masih cukup rendah dalam menerapkan sistem teknologi digital.

PT PP Tbk (PTPP) mencermati, dunia bisnis mengalami era disrupsi. Perusahaan-perusahaan startup dapat menumbangkan perusahaan yang telah lama berdiri. Sektor konstruksi adalah salah satu bidang yang terkena dampak transformasi digital itu. Untuk itu, PTPP mengembangkan konsep building information modeling (BIM).

Apa itu BIM?

BIM adalah seperangkat teknologi, proses, kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara kolaborasi dan terintegrasi dalam sebuah model digital. Secara gamblang, diterjemahkan sebagai gambar tiga dimensi. Semua unsur dalam gambar bisa memiliki data terkait kuantitas, harga dan schedule-nya (BlM 5D).

Selain itu, BIM memungkinkan pelaku yang terlibat dalam suatu proyek bekerja secara kolaborasi, mengoptimalkan produktivitas SDM dan kegiatan proyek secara cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien selama proses umur siklus bangunan (building lifecycle). Penerapan BIM ini akan membuat efisiensi yang signifikan dari sisi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain pra-konstruksi menjadi sangat detail dan akurat.

BIM dalam levelnya ada beberapa tingkatan, yaitu BIM 3D (3D Modeling), BIM 4D (terkolaborasi dengan data scheduling), BIM 5D (terkolaborasi dengan data estimasi/kuantitas dan harga), BIM 6D (terkolaborasi dengan data building sustainability) dan BIM 7D (terkolaborasi dengan data facility management application).

Untuk memberikan manfaat maksimal penerapan BIM idealnya dilakukan seawal mungkin. Yaitu sejak dari tahapan pre-design dan terus berlanjut ke tingkat detailnya menggunakan BIM di tahap-tahap selanjutnya.

Di antaranya yaitu tahap schematic design, detail design, construction documentation, serta procurement & operation. Data dari manufaktur idealnya juga mendukung dalam bank data BIM. Oleh sebab itu, pihak manufaktur dituntut terlibat dan berkontribusi dalam menyusun perpustakaan datanya.

PTPP sudah mulai menerapkan BIM sejak tahun 2015 di berbagai proyek, mulai dari Aceh hingga Papua, baik pada proyek gedung maupun infrastruktur. Beberapa proyek gedung yang sudah menerapkan BIM, antara lain adalah proyek Menara BNI Pejompongan, Apartemen Springwood Serpong, Apartemen Pertamina RU V Balikpapan dan Kantor Perwakilan BI Gorontalo. Sedangkan, untuk proyek infrastruktur antara lain proyek Pengembangan Pelabuhan Sibolga, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Pandaan Malang dan Jembatan Teluk Kendari.

Saat ini, PTPP terus mengembangkan teknologi BIM untuk berkolaborasi dengan teknologi 3D printing. Khususnya dalam memproduksi bangunan di ukuran sesungguhnya. Hal itu diyakini sebagai awal disrupsi bagi dunia konstruksi.

BIM yang telah diterapkan perusahaan juga sudah mulai dikolaborasikan ke dalam sistem enterprise resources planning (ERP) PTPP berbasis SAP yang diimplementasikan sejak tahun 2016. "Sehingga akan bermanfaat maksimal dalam memantau proses bisnis perusahaaan secara menyeluruh,” ujar Tumiyana, Direktur Utama PTPP di Jakarta, Senin (4/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×