kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menggenjot pendapatan dari Iot dan big data


Minggu, 06 Mei 2018 / 11:43 WIB
Menggenjot pendapatan dari Iot dan big data
ILUSTRASI. Internet of Thing (IoT)


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemakaian internet ke depan akan semakin masif. Vendor jaringan asal Swedia, Ericsson, memprediksi, long term evolution (LTE) akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia sepanjang tahun ini. Hal serupa juga akan terjadi di Indonesia. Memang pada tahun 2016, hanya ada 10% jumlah pelanggan LTE di Tanah Air.

Namun dengan melonjaknya populasi smartphone, khususnya smarthone 4G berharga terjangkau, Ericsson memproyeksikan total pengguna 4G akan menjadi 65% pada tahun 2022. Meningkatkanya penetrasi 4G pada gilirannya memberikan merupakan peluang bisnis bagi operator seluler. Seperti aplikasi terkait perangkat terhubung internet of things (IoT) dan big data, sehingga mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat.

Menurut kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap kenaikan produktivitas di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp 1.700 triliun pada tahun 2025. Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16%, diikuti sektor kesehatan 15%, asuransi 11%, perbankan dan sekuritas 10%, ritel dan perdagangan besar 8%. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.

Ronni Nurmal, VP Network Solutions Ericsson Indonesia, memprediksi, LTE akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia sepanjang tahun 2018. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Pada 2016, hanya ada 10% jumlah pelanggan LTE di Tanah Air. Seperti aplikasi terkait perangkat terhubung IoT dan Big Data, sehingga mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat. “Ericsson sudah siap, kami sudah buat aplikasi untuk Asean Games tahun lalu. Selama wadah kita ciptakan ide akan muncul, Ericsson memiliki IoT accelerator. Chipset dapat kita peroleh dari partner, “ ujar Ronni, saat Selular Congress 2018, Kamis (3/5).

Sementara Rio Novrianto, GM IoT Business Operations & Analytics Telkomsel menuturkan, dari sisi operator, penyedia jaringan dan penyedia konten, akan berbagi pengalaman dan best practice bagaimana IoT dan Big Data dapat digunakan untuk memecahkan berbagai solusi. Baik menyangkut kebijakan publik dan pemerintahan, dalam upaya membangun smart city, maupun industri secara umum demi mendorong produktifitas  sekaligus efisiensi. “Telkomsel membuka diri untuk kerjasama dengan device. Telkomsel fokus IoT B2B. Setelah itu kita akan merambah consumer. Telkomsel mastikan semua berkolaborasi untuk membangun ekosistem baik pemerintah, swasta, ritel menjadi masa depan IoT,” tutup Rio, dalam keterang tertulis, Sabtu (5/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×