Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pelaku usaha industri kaca menyambut positif rencana pemerintah menggenjot proyek infrastruktur. Mereka percaya, proyek infrastruktur khususnya properti dan konstruksi bisa menambah jumlah pesanan kaca.
Yustinus Gunawan, Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman bilang, proyek infrastruktur yang meningkatkan pemakaian kaca itu berasal dari proyek konstruksi perkantoran dan hunian. "Jika proyek infrastruktur tumbuh, ekonomi juga tumbuh, termasuk pasar kaca juga tumbuh," jelas Yustinus kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Adapun besar pertumbuhan industri kaca itu diperkirakan tak jauh berbeda dengan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 di angka 5%-6%. Yustinus berharap, proyek infrastruktur yang didengungkan pemerintahan ini bisa terealisasi mulai 2015.
Untuk tahun ini, pasar kaca dalam negeri diprediksi mencapai 700.000 ton–800.000 ton per tahun. Jika permintaan kaca tumbuh sama dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%-6%, maka tahun depan, pasar kaca nasional diperkirakan mencapai 740.000 ton–840.000 ton.
Untuk kapasitas produksi kaca nasional, saat ini tercatat sebesar 1,45 juta ton per tahun. Selain melayani pasar kaca dalam negeri, industri kaca nasional juga ekspor ke beberapa negara, seperti Asia Tenggara, Jepang, Timur Tengah, Australia, Selandia Baru. Porsi ekspor kaca sekitar 30%-40% dari produksi kaca nasional.
Untuk pasar domestik, industri kaca nasional bisa dibilang berhasil menguasai pangsa pasar. Menurut Yustinus, pasar kaca impor hanya mampu mengisi 5% ceruk pasar kaca khusus yang memang tidak diproduksi di Indonesia.
Dari sisi segmen pasar, 70% -80% pasar kaca nasional melayani pasar properti dan konstruksi. Sisanya, sebesar 20%-30% melayani permintaan kaca dari industri otomotif.
Dari dua segmen ini, pertumbuhan penjualan kaca dari sektor properti yang diharapkan industri kaca. "Kalau kaca otomotif cenderung stagnan, menyesuaikan penjualan mobil," kata dia.
Mengenai proyeksi pasar kaca tahun depan, Christoforus, Corporate Secretary dari perusahaan kaca PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) belum bisa mau mengambil kesimpulan. Menurutnya, kondisi pasar kaca tahun depan tergantung kondisi pasar.
"Untuk tahun depan tergantung kondisi market sektor konstruksi dan otomotif sebagai konsumen utama produk kami," ujar Christoforus kepada KONTAN. Untuk diketahui, 70% penjualan kaca milik PT Asahimas saat ini menyasar sektor properti, sisanya kaca untuk industri otomotif.
Selain menyasar pasar dalam negeri, Asahimas juga ekspor ke beberapa negara di Asia. Mengacu laporan keuangan perusahaan, pendapatan perusahaan sampai kuartal III tahun 2014 tercatat Rp 2,69 triliun atau naik 20,62% ketimbang periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,23 triliun. "Kenaikan penjualan karena kombinasi volume penjualan naik, kenaikan harga jual, serta pengaruh nilai tukar rupiah dan bauran produk," kata Christoforus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News