kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Mengukur Kontribusi Pertambangan Terhadap Deforestasi di Indonesia


Senin, 09 September 2024 / 12:44 WIB
Mengukur Kontribusi Pertambangan Terhadap Deforestasi di Indonesia
ILUSTRASI. Foto udara alat berat memuat batubara di tempat penampungan tepi Sungai Batanghari, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (20/6/2024). Nickel Industries Limited, menyoroti salah kaprah mengenai dampak pertambangan terhadap deforestasi di Indonesia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Dalam International Critical Minerals & Metals Summit yang digelar di Nusa Dua, Bali, Muchtazar, Kepala Bidang Keberlanjutan di Nickel Industries Limited, menyoroti salah kaprah mengenai dampak pertambangan terhadap deforestasi di Indonesia. 

Dalam pemaparannya, ia membantah anggapan umum bahwa pertambangan adalah penyebab utama hilangnya hutan di tanah air.

Muchtazar membeberkan data bahwa di mana hanya sekitar 1 juta hektar lahan Indonesia yang digunakan untuk pertambangan pada tahun 2023. 

Baca Juga: Lahan Sawit Sudah Capai 16 Juta Hektare, Menko Luhut: Tak Akan Diperluas Lagi

Jika dibandingkan dengan total luas daratan Indonesia yang mencapai 190 juta hektar, serta kawasan hutan yang mencakup sekitar 120 juta hektar, kontribusi pertambangan terhadap deforestasi menjadi sangat kecil. 

"Pertambangan hanya mencakup sekitar 0,5% dari total luas daratan atau hampir 1% dari kawasan hutan di negara ini," ujarnya dalam keterangan tertulis seperti dikutip Senin (9/9).

Selain menjelaskan data tersebut, Muchtazar juga menekankan peran penting sektor pertambangan dalam perekonomian Indonesia. Tahun lalu, sektor ini menyumbang lebih dari 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. 

"Sektor pertambangan menyediakan bahan dan bahan bakar penting yang dibutuhkan dunia, memainkan peran vital dalam ekonomi kita," tambahnya.

Baca Juga: Dilema Industri Sawit, Pemenuhan Biodiesel Hingga Pengorbanan Kapasitas Ekspor

Muchtazar menegaskan pentingnya evaluasi yang didasarkan pada data yang akurat serta pendekatan yang seimbang untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 

"Dengan mendasarkan evaluasi kita pada data yang akurat, kita dapat memastikan pembangunan berkelanjutan yang menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan," kata Muchtazar.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa meskipun perusahaan yang peduli terhadap konservasi hutan dan lingkungan belum mendapatkan harga premium dari pasar, perusahaan tambang yang bertanggung jawab tetap memiliki keuntungan. 

Baca Juga: Seribu Cara PLN Tekan Emisi Pembangkit Batubara

Mereka bisa mendapatkan portfolio investasi yang lebih baik dan menjual produk mereka ke pasar global yang memiliki standar keberlanjutan tinggi, sehingga dapat mengurangi risiko dalam rantai pasokan.

Pernyataan ini diharapkan dapat membuka mata banyak pihak tentang pentingnya melihat isu deforestasi dan pertambangan secara lebih objektif, dengan mempertimbangkan data yang ada dan dampaknya terhadap perekonomian serta lingkungan.

Selanjutnya: Ini 5 Buku yang Sangat Memengaruhi Kesuksesan Warren Buffett

Menarik Dibaca: Tingkat Bunga Penjaminan LPS Rate 4,25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×