kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik bisnis cokelat Wahana Interfood (COCO) setelah IPO


Selasa, 07 Mei 2019 / 17:45 WIB
Menilik bisnis cokelat Wahana Interfood (COCO) setelah IPO


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) resmi melantai di bursa efek 20 Maret 2019. Melalui penawaran umum perdana saham (IPO) COCO mendapatkan dana segar senilai Rp 33,36 miliar.

Hingga pekan lalu, COCO sudah menyerap seluruh dana belanja modal. Dana terebut dimanfaatkan untuk pembelian lahan, uang muka pabrik, dan pembelian mesin baru. Belanja modal memang dimaksudkan untuk pembangunan pabrik baru di Jawa Barat. Rencananya akan dimulai pada Juni tahun ini dan dapat beroperasi di 2021.

Sementara itu, di tahun 2019 ini Direktur Utama PT Wahana Interfood Nusantara Tbk Reinald Siswanto, mengatakan bahwa perusahaan tidak memerlukan tambahan dana yang lain.

"Tahun ini tidak ada, karena sudah kita siapkan di tahun sebelumnya," katanya ketika ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/5). Reinald menambahkan, tahun lalu COCO menggelontorkan sebesar Rp 6 miliar untuk kebutuhan produksi tahun ini. Dana tersebut digunakan untuk mesin produksi.

Berdasar data yang dihimpun kontan, COCO mematok target pertumbuhan pendapatan sebesar 15% di tahun 2019. COCO masih akan mengandalkan produk compound chocolate dan real chocolate untuk mengerek penjualan tahun ini.

Sebelumnya, kontribusi penjualan compound chocolate dan real chocolate masing-masing Rp 91,2 miliar dan Rp 51,23 miliar, sementara total pendapatan perusahaan Rp 157,58 miliar.

Selain itu, tahun 2019 ini COCO belum berencana menambah produk baru. COCO masih akan mengandalkan lima jenis produknya: Cocoa Powder, Couverture, Compound, Chcocolate Powder Drink, dan Spread and Filling.

Perusahaan juga masih mengandalkan model Business to Business (B to B). "Kami tidak mau mengganggu pasar kustomer dengan beralih ke Business to Customer," terang Reinald.

Sekadar informasi, selama ini Wahana Interfood mengambil bahan baku dari berbagai daerah seperti Purwakarta, Padang, dan Pulau Serang. COCO kemudian mengolahnya dari biji hingga menjadi cokelat siap dimakan.

Menurut data yang dihimpun Kontan.co.id, konsumen dalam negeri COCO adalah waralaba coffe shop internasional dan produsen pembuat roti. Semetara untuk pasar ekspornya, COCO melakukan diverfikasi pasar ke wilayah Spanyol, Pakistan, Jepang, Korea, Australia, Amerika Serikat dan seluruh wilayah Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×