Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilau prospek bisnis nikel memikat minat konglomerat. Hal ini dibuktikan dengan jamaknya konglomerat yang memutuskan untuk memasuki bisnis nikel.
Terbaru, entitas anak dari perusahaan milik Kiki Barki dan keluarga Barki, yakni PT Harum Energy Tbk (HRUM), mengambil bagian atas 250.000 saham baru dalam PT Westrong Metal Industry pada tanggal 27 April 2022 lalu.
Jumlah tersebut mewakili 20% dari total modal yang ditempatkan dan disetor PT Westrong Metal Industry. Transaksi ini dilakukan melalui anak perusahaan HRUM, yaitu PT Harum Nickel Industry (HNI). Harga pengambilan bagian saham ini adalah sebesar US$ 75 juta.
Baca Juga: Gencar Ekspansi ke Bisnis Nikel, Simak Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM)
Westrong Metal Industry merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang pemurnian nikel (smelter). Smelter milik Westrong Metal Industry yang menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) berikut infrastrukturnya direncanakan akan mulai dibangun dalam tahun ini di kawasan Industri Weda Bay di Kabupaten Halmahera Tengah dengan kapasitas produksi tahunan antara 44.000 sampai 56.000 ton. Outputnya berupa nikel dalam bentuk feronikel/nickel pig iron.
Dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan bahwa pembelian saham di PT Westrong Metal Industry merupakan kelanjutan dari strategi diversifikasi usaha HRUM ke industri nikel.
Sumber dana untuk membiayai investasi di PT Westrong Metal Industry seluruhnya berasal dari kas internal HRUM. “Investasi ini diharapkan akan menambah kapasitas produksi nikel Perseroan ke depannya,” terang Ray kepada Kontan.co.id, Selasa (10/5).
Langkah pengambilan bagian saham Westrong Metal Industry melengkapi upaya HRUM untuk merangsek ke bisnis nikel. Kontan.co.id mencatat, sebelumnya perusahaan batubara ini juga telah menambah kepemilikannya di PT Infei Metal Industry (perusahaan pemurnian nikel) pada Desember 2021 melalui anak usahanya yang bernama PT Tanito Harum Nickel, dan juga menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tambang nikel asal Australia, yaitu Nickel Mines Limited pada Mei 2021 lalu.
Kiki Barki bukan satu-satunya konglomerat yang melirik bisnis nikel. Kontan.co.id mencatat, Kalla Group melalui PT Bumi Mineral Sulawesi juga memiliki agenda untuk membangun smelter nikel di Sulawesi dengan menggandeng Posco, perusahaan asal Korea Selatan.