kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Menilik Minat Konglomerat di Bisnis Nikel, Apa Saja yang Perlu Dicermati?


Selasa, 10 Mei 2022 / 19:33 WIB
Menilik Minat Konglomerat di Bisnis Nikel, Apa Saja yang Perlu Dicermati?
ILUSTRASI. Nikel. REUTERS/Yusuf Ahmad (INDONESIA - Tags: ENERGY BUSINESS EMPLOYMENT)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

Lebih lanjut, Rizall menilai bahwa pemerintah sebaiknya mendorong investor untuk menanamkan investasi di pengolahan nikel yang memanfaatkan nikel tipe limonite atau nikel Kadar rendah, yang jumlah cadangannya masih sangat besar. Angka cadangan nikel tipe limonite atau nikel kadar rendah,  kata Faisal, diperkirakan masih sangat besar, yakni sekitar 2.7 miliar ton, sementara pabrik pengolahan yang menggunakan nikel limonite menurut catatan Perhapi masih sedikit.

Ketika diproses dalam pabrik dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), nikel tipe ini dapat menjadi bahan baku aneka Industri high tech, seperti untuk bahan baku baterai mobil listrik, super alloy dan lain-lain.

Catatan lainnya, Rizal juga berpendapat bahwa pemerintah, dalam hal ini BKPM, Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM, harus segera bersama-sama memformulasikan kebijakan untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan di Industri berbasis nikel. 

Baca Juga: Permintaan Meningkat, APNI Optimistis Investasi di Industri Nikel terus Tumbuh

Rizal mencatat, saat ini ekosistem Industri berbasis nikel belum terbentuk secara sempurna. Investasi yang masuk didominasi dengan rencana investasi di sektor hulu, yaitu di bagian pertambangan dan pengolahan yang menghasilkan intermediate product atau produk antara alias produk setengah jadi.

Walhasil, hampir keseluruhan produk antara yang dihasilkan tersebut masih diekspor keluar negeri lantaran belum tersedianya Industri di dalam negeri yang mampu menyerap dan mengolahnya menjadi aneka produk jadi. 

“Padahal, nilai ekonomi dan nilai strategis atas produk jadi tersebu jauh lebih besar dibandingkan dengan produk antara. Sayangnya, negara di luar yang saat ini menikmati keuntungan dari pabrik pengolahan nikel di Indonesia, dengan dijadikan sebagai bahan baku produk Industri yang bernilai tinggi. Notabene, produk jadi tersebut kembali diimpor Indonesia, dengan harga jual yang naik berkali lipat,” imbuh Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×