Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Adi Wikanto
Sementara itu, Johannes menyampaikan saat ini produksi mobil sedang menghadapi masalah, karena masih merasakan dampak pandemi virus corona pada tahun lalu. Ia bercerita pada April-Mei 2020 volume produksi mobil turun drastis, sehingga mengharuskan dunia usaha memberhentikan pegawai kontrak, outsourcing, untuk menekan biaya operasional. Dus, saat ini kembali menjaring tenaga kerja tersebut.
“Belum lagi masalah ketersediaan semi konduktor yang diperlukan di mobil. Ini berlomba-lomba rebutan dengan industri elektronik yang juga membutuhkannya. Ini sekarang kami coba minta dari Jepang dan Korea,” kata Johannes kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3).
Selain itu, kontainer juga terbatas. Padahal, dibutuhkan dalam eskpor beberapa bahan baku. Kata Johannes permasalahannya adalah negara pengekspor sedang loyo, sehingga penggunaan kontainer jadi terbatas. Hal ini berdampak terhadap ketersediaan komponen mobil yang diimpor.
“Tapi ini kitas terus berusaha tetap meningkatkan produksi dengan memanfaatkan ketersediaan yang ada. Pemerintah sudah cukup bantu. Memang cukup berat karena ibaratnya tahun lalu sudah koma, sekarang disuru bangun lagi,” kata dia.
Selanjutnya: Sri Mulyani: Diskon PPnBM untuk mobil 1.500-2.500 cc bisa berlaku April
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News