kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menko Airlangga: Sawit membantu ekonomi Indonesia selama pandemi


Kamis, 02 Desember 2021 / 11:22 WIB
Menko Airlangga: Sawit membantu ekonomi Indonesia selama pandemi
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, para pemangku kepentingan di sektor kelapa sawit punya peran besar dalam membantu perekonomian masyarakat selama pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya, industri kelapa sawit berkontribusi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat dan negara, sehingga perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif. Selain menghasilkan devisa yang signifikan, industri kelapa sawit berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung.

“Bahkan, sektor ini mampu mempertahankan 16,2 juta tenaga kerja yang tergantung di dalamnya, di tengah pandemi yang telah berlangsung selama hampir dua tahun,” kata Airlangga dalam 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook, Rabu (1/12).

Baca Juga: Menkeu Berharap Hilirisasi Sawit Dongkrak Ekspor

Airlangga menambahkan, bahwa pemerintah Jokowi saat ini memiliki visi agar industri sawit Indonesia dapat menjadi produsen yang terkemuka dengan mendorong hilirisasi atau pengembangan produk turunannya.

Menko perekonomian ini memperkirakan Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai sebagian pangsa pasar minyak sawit dunia. Terutama karena Indonesia mempunyai luas lahan 10% dari total lahan global untuk minyak nabati.

“Industri kelapa sawit juga punya kontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6% dari total ekspor di tahun 2020. Nilai tersebut menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandemi,” kata Airlangga.

Hingga kini, luasan tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektare dengan rincian, perkebunan sawit rakyat sebesar 41%, perkebunan besar negara sebesar 6%, dan perkebunan besar swasta nasional sebesar 53%.

Airlangga juga menegaskan bahwa program peremajaan sawit rakyat (PSR) menjadi krusial sebagai upaya peningkatan produktivitas dan penguatan sumber daya manusia, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca Juga: Kelapa sawit dinilai akan menjadi energi terbarukan alternatif di masa depan

Senada dengan Erlangga, ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono yakin tahun depan, industri sawit akan terus memberikan kontribusi besar bagi terutama dalam pemulihan ekonomi berkelanjutan.

“Kami yakin di tahun mendatang, industri kelala sawit akan tetap menjadi kontributor besar bagi neraca perdagangan Indonesia,” tegas Joko.

Menurut Joko, permintaan kelapa sawit akan terus meningkat, terutama pada saat krisis energi di sejumlah negara di antaranya China dan Inggris.

“Terjadinya krisis energi di beberapa negara saat ini, membuka peluang bagi energi tetbarukan seperti berbasis kelapa sawit seperti  biodiesel akan menjadi solusi sekaligus alternatif yang berkelanjutan,” tegas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×