kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkominfo Rudiantara mengaku belum tahu model bisnis teknologi 5G Huawei


Kamis, 06 Juni 2019 / 08:24 WIB
Menkominfo Rudiantara mengaku belum tahu model bisnis teknologi 5G Huawei


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Teknologi jaringan seluler generasi kelima atau 5G tengah ramai diperbincangkan secara global. Beberapa telepon genggam pintar gencar merilis produk 5G seperti Huawei, Samsung dan LG.

Menganggapi kesiapan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memilih untuk melihat terlebih dahulu bagaimana model bisnis dari jaringan 5G tersebut.

Menurut Menteri Kominfo Rudiantara, terkait produk 5G tersebut perlu dilakukan uji coba pada produk-produk seluler lain tak hanya China namun juga produk dari Eropa dan Korea. Sehingga nantinya, secara teknis dan fungsional dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat di Indonesia.

“Kalau sekarang model bisnisnya saja belum ada. Kalau sudah ada baru kita bisa tahu apa yang harus kita lakukan nantinya,” Jelas Rudiantara, Rabu (5/6).

Meskipun menurutnya Indonesia memiliki pasar yang jauh lebih besar dibanding negara lain, ditambah lagi implementasi 5G yang memiliki kecepatan 10 kali lebih cepat dibandingkan 4G LTE dengan tingkat delay yang lebih rendah, namun apakah masyarakat siap untuk membayar 3-4 kali lebih mahal?

“Artinya model bisnis belum ada, sehingga kita belum tindak lanjuti meskipun memang corporate market tidak masalah, tapi untuk consumer market-nya,” Jelasnya.

Ia juga belum bisa memastikan kapan Indonesia akan siap mengadopsi jaringan seluler 5G tersebut, meskipun di negara lain seperti Korea yang dimulai dari pasar korporat. “Wajar kalau Korea lebih dulu dibandingkan Indonesia, karena daya beli masyarakat di Korea lebih tinggi juga dibanding kita,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×