Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif menjadi salah satu andalan ekspor nasional. Oleh karena itu, pemerintah memberikan prioritas pengembangan agar semakin berdaya saing global terutama di tengah bergulirnya era digital.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dapat mendorong penambahan investasi baru maupun perluasan usaha di sektor industri otomotif.
Airlangga menyebutkan, produk otomotif nasional telah diakui kompetitif di kancah internasional. Daya saing ini tidak terlepas dari pengoptimalan komponen lokal yang semakin meningkat. “TKDN ini yang menjadi kunci keberhasilan dari sektor industri otomotif nasional, yang diharapkan mampu menjadi hub bagi pasar Asean bahkan di tingkat Asia,” jelas Airlangga dalam keterangan pers, Sabtu (30/3).
Keunggulan itu tercermin dari capaian ekspor sebesar 346.000 unit atau setara US$ 4,78 miliar pada tahun 2018. "Tahun kemarin, ekspor mobil CBU sudah menyentuh 264.000 unit, dan yang bentuk CKD sekitar 82.000 unit, sehingga total menembus 346.000 unit. Tahun ini ditargetkan bisa menembus 400.000-450.000 unit,” ungkap Airlangga.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, volume ekspor mobil CBU Indonesia mencapai 264.553 unit pada 2018 atau naik 14,4% dibanding tahun sebelumnyasebesar 231.169 unit. Kenaikan juga dialami ekspor komponen yang tercatat di angka 86,6 juta pieces (pcs) pada 2018 atau tumbuh 6,6% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 81,2 juta pcs.
Kinerja positif lainnya ditunjukkan melalui capaian produksi kendaraan roda empat atau lebih pada tahun 2018 yang menembus hingga 1,34 juta unit atau setara US$ 13,76 miliar. “Kalau pasar domestik, kita lebih unggul dari Thailand. Kami menargetkan, produksinya nanti bisa mencapai 1,5 juta unit pada tahun 2020,” tutur Airlangga.
Apalagi, saat ini industri otomotif di Indonesia telah berkembang menjadi basis produksi kendaraan jenis MPV, truck, dan pick-up yang pengembangannya diarahkan untuk meningkatkan ekspor kepasar global dengan target besarnya sebagai pemasok kendaraan jenis sedan dan SUV.
“Kami juga mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif dalam negeri dapat merealisasikan program pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV),”imbuhnya. Melalui program tersebut, ditargetkan pada tahun 2025 kendaraan berbasis energi listrik dapat mencapai sekitar 20%.
“Industri otomotif nasional sebagai salah satu sektor andalan dalam roadmap Making Indonesia 4.0,yang ditargetkan pada tahun 2030 dapat menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle untuk pasar domestik dan ekspor,” paparnya.
Hal itu perlu didukung oleh kemampuan industri dalam negeri guna mampu memproduksi bahan baku dan komponen utama serta optimalisasi produktivitas sepanjang rantai nilai industri tersebut. Oleh karena itu, perlunya mengadopsi teknologi terkini dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News