kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Honda Prospect Motor (HPM) optimistis raih Rp 22,5 triliun di 2021


Selasa, 26 Maret 2019 / 18:37 WIB
Honda Prospect Motor (HPM) optimistis raih Rp 22,5 triliun di 2021


Reporter: M Imaduddin | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Di usianya yang memasuki 20 tahun, PT. Honda Prospect Motor (HPM) makin mantap lejitkan produksi untuk pasar ekspor, mulai dari komponen kendaraan (spare part) hingga mobil completely built-up (CBU). Tahun ini, HMP memfokuskan ekspornya pada produk All-New Honda Brio dan Brio RS. Pasar barunya adalah Vietnam dan Filipina.

Brio akan digenjot produksinya sebesar 280.000 unit, namun untuk pasar ekspor, Jonfis Fandy selaku Direktur Marketing & Aftersales Services PT. HMP mengaku belum punya angka target volume produksi dan penjualannya. "Kan ini baru banget. Kita lihat dulu pemesanannya 3 bulan ke depan, baru bisa ditentukan," tegasnya, Selasa (26/3) di pabrik HPM Karawang.

PT HMP mulai melakukan ekspor produk sejak 1992, mulanya hanya komponen atau spare part. Setelah mendirikan dua pabrik di Karawang, Jawa Barat, produk CBU pun mulai dipasarkan ke luar negeri, misalnya Honda Stream dan Honda Freed. Pasarnya sudah cukup luas yakni 11 negara, mencakup Malaysia, India, Taiwan, Brazil, dan sebagainya.

Aktifnya HPM di pasar ekspor bukan main. Jonfis mengklaim, di tahun lalu HPM meraih pendapatan Rp3 triliun hanya dari penjualan komponen mobil ke berbagai negara. Oleh sebab itu, pihaknya sangat yakin untuk menargetkan pendapatan akumulatif Rp22,5 triliun hingga 2021 nanti. "Tahun lalu kan dari komponen dapat sekitar Rp 3 triliun. Diperkirakan sampai 2021 angkanya akan segitu, Rp 22,5 triliun," cetusnya.

Menurut Jonfis, alasan HPM berfokus di ekspor komponen karena kemudahan produksi dan adaptasi dengan negara tujuan pemasaran. "Karena CBU kan perlu melihat apakah benar mobilnya itu cocok untuk suatu negara atau tidak. Kalau komponen kan tidak. Jadi kami berupaya membesarkan produksi komponen di Indonesia," terangnya.

Kendati demikian, tidak serta merta HPM akan meninggalkan CBU. Mereka akan meningkatkan volume dan kualitas produksinya di pabrikan Indonesia. Mengenai target pasar ekspor lain yang akan dibidik tahun ini, Jonfis mengaku belum ada bahasan dan kepastian, tapi berharap adanya peluang mengingat saat ini masih masuk kuartal I 2019. 

Santer terdengar kabar, HPM juga melirik pasar Australia. Dikonfirmasi oleh Jonfis, memang ada bahasan itu dalam perusahaan, tapi belum ada progres pasti. "Sampai saat ini sih kami belum ada pembicaraan cari pasar baru lain di tahun ini, tapi mudah-mudahan ada kesempatan," harap Jonfis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×