kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menperin: Perlu ada langkah strategis guna mendongkrak daya saing industri


Rabu, 05 Desember 2018 / 18:48 WIB
Menperin: Perlu ada langkah strategis guna mendongkrak daya saing industri
ILUSTRASI. Menperin menerima cenderamata dari Tsinghua University


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah sedang fokus untuk memacu pengembangan industri manufaktur agar menjadi sektor yang berdaya saing global dan andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Supaya mencapai sasaran tersebut, diperlukan langkah kolaborasi dan sinergi antara pemangku kepentingan mulai dari pihak pemerintah, pelaku usaha, akademisi hingga masyarakat.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan Indonesia baru kembali menjadikan industri manufaktur sebagai sektor mainstream dalam pembangunan nasional. Sehingga Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak sendirian dalam upaya menjalankan pengembangan industri.

Menperin menjelaskan, pemerintah telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dan arah yang jelas untuk merevitalisasi industri manufaktur nasional agar semakin kompetitif di kancah internasional pada era digital. “Dengan implementasi industri 4.0, diyakini produksinya akan lebih efisien dan berkualitas,” tuturnya dalam keterangan pers, Rabu (5/12).

Lebih lanjut, Airlangga menyebutkan, langkah strategis yang perlu dilakukan guna mendongkrak daya saing industri manufaktur nasional, antara lain menjaga ketersediaan bahan baku baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Hal ini agar tidak mengganggu jalannya proses produksi.

Kemudian, dibutuhkan biaya energi yang lebih kompetitif, seperti listrik dan gas industri. “Pemerintah juga menciptakan iklim investasi kondusif melalui pemberian fasilitas insentif fiskal berupa tax holiday dan tax allowance,” imbuhnya.

Faktor penting lainnya adalah membangun sumber daya manusia (SDM) industri yang produktif. Dalam hal ini, Kemenperin sudah menjalankan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri serta di tingkat Politeknik. Ini menjadi salah satu proyek percontohan bagi peningkatan kompetensi SDM di Indonesia.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan, pemerintah tengah berupaya merevitalisasi industri manufaktur di dalam negeri agar pertumbuhannya semakin tinggi. Sebab, industri manufaktur berperan penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Selama ini, industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB. Kami telah menghitung potensial pertumbuhan ekonomi, dengan melihat kondisi terkini, skenarionya 5,4%-5,7% rata-rata per tahun dan optimisnya bisa sampai 6% pada periode 2020-2024,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×