Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Raksasa minuman bersoda dunia, Coca Cola dikabarkan bakal menambah investasi lagi di Indonesia. Hal tersebut tersiar usai Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dalam rangkaian acara 2019 World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss minggu lalu.
Perbincangan dengan Coca-Cola, katanya, korporasi itu ingin melakukan lebih banyak diversifikasi produk. Salah satu yang mereka lihat sangat potensial di Indonesia adalah minuman kopi.
"Tetapi mereka masih terbuka melihat produk-produk lain yang bisa dikembangkan di Indonesia,” papar Airlangga dalam keterangan pers, Jumat lalu. Menurut Kemenperin hingga saat ini, PT Coca-Cola Amatil Indonesia telah menyerap tenaga kerja lebih dari 11.000 orang, dengan nilai investasi selama lima tahun dari 2012 hingga 2017 mencapai US$ 445 juta.
Perusahaan ini juga berencana meningkatkan investasinya hingga US$ 300 juta sampai tahun 2020. Adapun manajemen Coca Cola Amatil Indonesia membenarkan niat berinvestasi tersebut.
"Ada, tapi belum bisa diinfokan (untuk saat ini)," ujar Lucia Karina, Director of Corporate Affairs PT Coca Cola Amatil Indonesia kepada Kontan.co.id, Senin (28/1). Sebelumnya di tahun 2018 kemarin, perseroan sempat mengatakan bahwa ketidakpastian regulasi di tahun tersebut menyebabkan Coca Cola Amatil Indonesia belum mau mengumumkan rencana penambahan investasi pada industri minuman.
Beberapa wacana regulasi baru pemerintah berpotensi mempengaruhi investasi Coca Cola Amatil Indonesia. Misalnya, aturan mengenai pengelolaan sumber daya air dan larangan terbatas impor gula.
Berkaca perjalanan tahun 2017 lalu, tahun 2018 kemarin Coca Cola Amatil Indonesia memprediksi industri minuman dan makanan belum akan stabil. Ketimbang menetapkan rencana ekspansi, perusahaan itu memilih menunggu momentum tepat alias wait and see.
Harapan Coca Cola Amatil Indonesia pemerintah merancang regulasi yang dapat memicu semangat dunia usaha. Di industri minuman misalnya, berupa penyederhanaan perizinan serta pemberian dukungan distribusi produk dan bahan baku.
Adapun kabar terakhir di kuartal tiga 2018 kemarin menyebutkan, The Coca Cola Company memang tertarik masuk bisnis kopi dengan rencana membeli jaringan kedai kopi asal Inggris, Costa yang nilainya mencapai US$ 5,1 miliar. Costa merupakan saingan terbesar Starbucks dan telah memiliki 4.000 gerai yang tersebar di 32 negara..
"Minuman panas adalah salah satu dari beberapa segmen minuman yang tidak kami miliki, secara brand global," ujar CEO Coca Cola James Quincey, seperti dikutip Reuters kala itu. Menurut dia, dengan akuisisi ini, Coca Cola memiliki akses kuat untuk masuk ke pasar kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News