kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.287   19,00   0,12%
  • IDX 7.104   6,66   0,09%
  • KOMPAS100 1.023   -2,18   -0,21%
  • LQ45 776   -1,00   -0,13%
  • ISSI 233   -0,71   -0,30%
  • IDX30 401   -0,59   -0,15%
  • IDXHIDIV20 462   0,37   0,08%
  • IDX80 115   -0,16   -0,14%
  • IDXV30 117   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Menperin tinjau pabrik baru Kalbe Farma


Rabu, 27 Januari 2016 / 16:58 WIB
Menperin tinjau pabrik baru Kalbe Farma


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau pembangunan pabrik milik PT Kalbe Farma yang akan memproduksi obat-obatan biologis.

"Apresiasi saya sampaikan kepada PT Kalbe Farma Tbk atas komitmen dalam realisasi investasi pada sektor bahan baku obat berbasis bioteknologi," kata Saleh Husin di Cikarang, Bekasi, Rabu.

Saleh mengatakan, investasi pabrik senilai Rp 300 miliar ini merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan industri farmasi Indonesia menuju kemandirian produksi obat dan bahan baku obat.

Kendati belum dihitung, produksi obat pada pabrik tersebut mampu mengurangi ketergantungan impor obat maupun bahan baku industri farmasi dalam negeri.

Sebagai informasi, pabrik yang terletak di Kawasan Industri Delta Silicon III Cikarang, Bekasi, dibangun oleh anak perusahaan Kalbe, PT Kalbio Global Medika yang memiliki fasilitas produksi obat biologis.

Perusahaan tersebut bekerja sama dengan PT Kalbe Genexine Biologics, asal Korea Selatan, yang fokus kepada uji klinis dan komersialisasi next generation recombinant proteins.

Presiden Direktur PT Kalbe Farma Irawadi Setiady mengatakan, pabrik itu akan mulai beroperasi pada semester II Tahun 2016 dengan produksi obat pertama berupa pembentuk sel darah merah Erythropoetin pada 2017.

"Jadi, PT Kalbe Genexine meneliti sel hidup untuk dijadikan bahan baku obat yang akan diproduksi PT Kalbio Global Medika," kata Irawati.

Dengan kapasitas produksi 10,5 juta strynge, pabrik tersebut akan mengekspor 20 persen hasil produksinya berupa Erythropoetin ke Negara-negara ASEAN.

Selanjutnya, pabrik yang pembangunannya mencapai 80 persen tersebut akan menambah produksi obat barunya setiap tahun hingga 2021, seperti pembentuk sel darah putih (GCSF), obat kanker Rituxomab dan Bevacizumab, serta obat terapi diabetes Insulin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×