kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.440   0,00   0,00%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Menteri Bahlil Tawarkan Kerjasama Sektor Mineral Kritis ke Arab Saudi


Selasa, 15 April 2025 / 15:33 WIB
Menteri Bahlil Tawarkan Kerjasama Sektor Mineral Kritis ke Arab Saudi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia hadiri Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap potensi kerjasama Indonesia pada sektor mineral kritis dengan pemerintah Arab Saudi.

Menurut Bahlil, kerjasama ini akan dibahas lebih lanjut saat dirinya melakukan pertemuan dengan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Yang Mulia Bandar Al-Khorayef, dalam pekan ini.

"Pasti kami membahas bilateral terhadap apa yang kami butuhkan dari Arab dan apa yang mereka butuhkan dari Indonesia. Sekedar bocoran ya, salah satu diantaranya adalah kritikal mineral. Tambang-tambang yang kritikal mineral," jelas Bahlil saat ditemui dalam acara Global Hydrogen Summit 2025 di Jakarta, Selasa, (15/04).  

Baca Juga: Misi Dagang Arab Saudi ke Indonesia, Siap Guyur Investasi di Tambang & Halal

Bahlil menyebut, kerjasama mineral kritis dengan Arab Saudi adalah langkah yang ditempuh pemerintah untuk menerapkan asas ekonomi bebas aktif.

"Indonesia itu kan mengandung asas bebas aktif. Negara siapapun yang mau melakukan kerjasama dengan Indonesia, monggo," katanya.

Adapun terkait dengan langkah Dewan Energi Nasional (DEN) melalui Luhut Binsar Pandjaitan yang lebih dulu mengatakan akan menawarkan kritikal mineral Indonesia ke Amerika, Bahlil bilang kerjasama dengan Arab Saudi tidak serta-merta menutup akses kerjasama dengan negara lain.

"Termasuk Amerika, China, Arab, Korea, monggo. Tidak ada masalah. Mereka untung, kita untung. Mereka senang, kita senang," katanya.

Sebagai catatan, sebelumnya sebagai salah satu langkah negosiasi akibat perang dagang dan tarif resiprokal AS, Luhut menyebut Presiden Prabowo telah memberikan 'lampu hijau' untuk melakukan kerjasama kritikal mineral dengan AS.

"Mereka mempertanyakan soal kritikal mineral, dan saya sudah jawab kemarin Presiden sudah berikan green light," kata Luhut dalam acara Sarasehan yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (08/04).

Menurut Luhut, pemerintah AS sangat membutuhkan pasokan mineral kritis untuk perkembangan industri mereka dan Indonesia dinilai bisa memenuhi kebutuhan negeri Paman Sam itu.

Baca Juga: Perkuat Kerja Sama, Menteri Industri Arab Saudi Akan Kunjungi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×