Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengemukakan proyek jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) sempat terhambat karena pandemi Covid-19.
“Proyek Jargas tetap jalan, kemarin agak terganggu karena anggarannya terbatas untuk Covid-19,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (30/9).
Adapun Arifin menyatakan, fokus pembangunan jargas ini tentu dipetakan wilayah yang strategis agar dikebut pelaksanannya.
Baca Juga: PGN Tambah Jargas di Musi Banyuasin dan Banyuasin
Melansir keterangan resmi yang disampaikan Kementerian ESDM, pada tahun 2020 Pemerintah menargetkan pembangunan jargas sebanyak 266.070 SR, lantaran sebagian dananya dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19, sehingga jargas yang akan dibangun hanya 127.864 SR di 23 kabupaten/kota dengan dana sekitar Rp 1,4 triliun. Adapun program jargas ini ditargetkan mencapai 4 juta sambungan rumah (SR) pada tahun 2024.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional.
Ini merupakan upaya Pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri, mengurangi impor LPG sebesar 603.720 ribu ton per tahun, penghematan subsidi LPG sebesar Rp 297,55 miliar per tahun, serta menghemat pengeluaran energi masyarakat Rp 386 miliar per tahun. Jargas juga bermanfaat mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp 2,64 triliun per tahun.
Baca Juga: PGN Gandeng INTI Kerja Sama Pengembangan Smart Meter Jargas
Kebutuhan gas untuk jargas relatif kecil di mana 0,1 mmscfd dapat digunakan untuk memenuhi 10.000 SR. Oleh karena itu, Pemerintah terus mendorong pembangunannya agar jumlah masyarakat yang dapat menikmati manfaatnya semakin besar.
Adapun menurut pemaparan Kementerian ESDM pada dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (24/8), pembangunan jargas tahun 2022 sebanyak 40.777 sambungan rumah (SR) yang terbagi dalam 5 paket kontrak. Realisasi keuangan telah mencapai 38,90%, sementara realisasi fisik sebesar 63,45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News