kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri ESDM resmikan dua proyek infrastruktur gas di Sumsel


Senin, 01 April 2019 / 08:08 WIB
Menteri ESDM resmikan dua proyek infrastruktur gas di Sumsel


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan dua proyek infrastruktur gas strategis di Sumatera Selatan (Sumsel) pada Minggu (31/3). Yakni meresmikan beroperasinya pipa transmisi gas open access Grissik-PUSRI (GrisPus) sekaligus meresmikan jaringan gas kota (Jargas) kota Palembang.

Jonan mengungkapkan, pipa transmisi gas Grissik-PUSRI ini dibangun guna menunjang ekonomi daerah. Proyek pipa transmisi gas ini pun penting bagi industri pupuk untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia.

"Tidak hanya itu, tapi nantinya juga untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik di Sumatera Selatan dan kawasan ekonomi setempat," kata Jonan melalui keterangan tertulis, Minggu (31/3).

Pipa transmisi gas Grissik-PUSRI dibangun Pertagas dengan panjang 176 km dan diameter 20 inchi, yang membentang melewati Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang. Pertagas menyelesaikan pekerjaan tersebut pada akhir 2018, setelah masa konstruksi selama satu tahun lebih, sejak ground breaking Agustus 2017.

Adapun, pipa transmisi gas tersebut diperlukan dalam menjaga pasokan gas berkelanjutan untuk industri pupuk, khususnya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) yang kini memiliki pabrik baru yaitu PUSRI II-B. Ke depan, pasokan gas tersebut juga akan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, pengembangan KEK Tanjung Api-Api, jaringan gas rumah tangga dan industri lainnya.

Jonan pun berharap supaya investasi di industri gas bisa lebih efisien. "Harus dibuat standar tarif untuk gas pipa yang fair. Jadi tak hanya melihat investasinya saja," imbuhnya.

Sebagai informasi, peresmian tersebut berlokasi di Lapangan Patrajaya Palembang, yang juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Walikota Palembang Harnojoyo, Kepala SKK Migas Dwi Sucipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Kepala BPH Migas Fansurullah Asa, Direktur Utama Pupuk Sriwidjaja dan Presiden ConocoPhillips Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Nicke Widyawati menyampaikan sumber gas yang terdapat di pipa Grissik-PUSRI berasal dari Grissik Gas Plant ConocoPhillips (COPI) dan dialirkan ke titik akhir di Plant PUSRI di Kota Palembang.

"Hal ini sekaligus menjadi bentuk dukungan Pertamina terhadap upaya Pemerintah Indonesia untuk mendukung kebutuhan energi di Indonesia, khususnya pemenuhan energi di PUSRI dan Sumsel ke depan," katanya.

Sementara, Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro menyampaikan investasi pipa Grissik-PUSRI sebesar USD$ 143 juta dan volume penyalurannya akan meningkat. Sedangkan, gas yang sudah dialirkan mulai tahun 2018 sebesar 70 mmscfd untuk kebutuhan PUSRI. "Tahap berikutnya akan ditingkatkan menjadi 160 mmscfd untuk menunjang kebutuhan lainnya sesuai dengan kapasitas pipa," tambah Wiko.

Ruas pipa baru ini, lanjut Wiko, akan menjadi backbone infrastruktur gas kedua milik Pertagas di wilayah Sumsel selain pipa eksisting yang telah termanfaatkan secara maksimal. Keberadaan pipa tersebut akan berkontribusi pada peningkatan perekonomian wilayah Sumsel.

Di sisi lain, tambahan gas untuk 4.315 rumah tangga Palembang warga Kota Palembang yang mendapatkan manfaat jaringan gas kota bagi masyarakat terus bertambah. Sebanyak 4.315 Sambungan Rumah (SR) kini tersambung jaringan gas di Kota Palembang yang dibangun dengan APBN 2018.

Ini menjadi kali kedua Palembang mendapatkan program jaringan gas kota setelah tahun 2009 dengan total keseluruhan 7.626 SR. Selanjutnya pada tahun 2018 Pemerintah menugaskan kepada PT Pertamina (Persero) untuk melaksanakan pembangunan, pengoperasian serta pengembangan jargas Palembang melalui afiliasinya PT Pertamina Gas dan PT Pertagas Niaga.

Jonan mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk terus mempercepat program jargas, dimana setiap tahunnya Pemerintah mengeluarkan APBN untuk jargas di berbagai daerah. "Volumenya akan kita tambah. Sesuai amanat bapak Presiden, sumber daya alam harus bisa dinikmati oleh warga setempat," ungkapnya.

Jonan pun menyampaikan, apabila tahun depan pihaknya mendapatkan anggaran untuk 1 juta sambungan rumah jargas, Sumsel akan kembali mendapatkan tambahan. Hal itu lantaran Sumsel memiliki sumber gas yang besar. "Kita coba alokasikan 100 ribu sambungan rumah. Jadi kalau10 ribu sambungan rumah untuk Palembang saja, saya kira mesti dapat," tambah Jonan.

Ia pun mengatakan, penggunaan jargas membuat masyarakat bisa berhemat dibandingkan menggunakan LPG, sehingga daya beli masyarakat bisa meningkat. Selain itu, pelanggan juga dapat memanfaatkan gas alam sebagai energi yang aman, praktis, ekonomis dengan suplai 24 jam.

Sebagai informasi, jaringan gas Palembang dibangun di Kelurahan Tuan Kentang, Lima Ulu, Enam Belas Ulu dan Plaju Ulu. Jaringan gas Palembang mendapatkan suplai gas dari KKKS Medco Energy.

Adapun, sejak dibangun pertama kali pada tahun 2009, kini total jargas yang dibangun dengan dana APBN mencapai 325.773 SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota. Pada tahun 2019 rencananya akan dibangun sebanyak 78.216 SR jargas di 18 lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×