kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementerian ESDM percepat penyediaan & pendistribusian gas bumi melalui Jargas


Kamis, 14 Maret 2019 / 09:51 WIB
Kementerian ESDM percepat penyediaan & pendistribusian gas bumi melalui Jargas


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meneken Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dengan 18 Pemerintah Kabupaten atau Kota tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi Melalui Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga, Rabu (13/3).

"Mengingat proses pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga ini merupakan kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat, perlu didukung dengan adanya Nota Kesepahaman antara Ditjen Migas dengan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam siaran per, Rabu (13/3).

Pembangunan jargas merupakan bagian dalam RPJMN Tahun 2015–2019 karena dapat memenuhi kebutuhan energi yang bersih, murah, ramah lingkungan dan efisien. Jargas juga merupakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam Perpres No. 3 tahun 2016 jo Perpres No. 56 tahun 2018 serta diterbitkannya Perpres No. 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi Melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.

Ia menyampaikan tujuan dari program pembangunan jargas adalah memberikan akses energi kepada masyarakat, memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui penghematan pengeluaran biaya bahan bakar, membantu ekonomi masyarakat menuju ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan dan mengurangi beban subsidi BBM dan/atau LPG pada sektor rumah tangga.

Sekjen ESDM Ego Syahrial mengatakan dengan adanya jargas juga mempermudah masyarakat karena tersedia setiap saat, tidak perlu keluar rumah mencari LPG jika sewaktu-waktu kehabisan.

Ia menanbahkan persyaratan suatu daerah dapat dibangun jargas yaitu memiliki atau dekat dengan sumber gas, tersedia infrastruktur penyaluran gas bumi dan ketersediaan pasar atau pelanggan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral c.q Ditjen Migas telah melaksanakan pembangunan jargas sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2018 dengan jumlah sambungan sebesar 325.852 Sambungan Rumah (SR) di 16 Provinsi yang meliputi 40 Kabupaten/Kota.

Sementara untuk tahun 2019, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan melaksanakan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 78.216 SR di 18 lokasi yaitu Kabupaten Aceh Utara sebsnyak 5.000 SR, Kota Dumai 4.300 SR, Kota Jambi 2.000, Kota Palembang 6.000 SR, Kota Depok 6.230 SR, Kota Bekasi 6.720 SR, Kabupaten Karawang 2.681 SR.

Kemudian, Kabupaten Purwakarta 3.765 SR, Kabupaten Cirebon, 6.520 SR, Kabupaten Lamongan 4.000 SR, Kota Mojokerto 4.000 SR, Kabupaten Mojokerto 4.000 SR, Kabupaten Pasuruan 4.000 SR, Kabupaten Probolinggo 4.000 SR, Kabupaten Banggai 4.000 SR, Kabupaten Wajo 2.000 SR dan Kutai Kartanegara 5.000 SR, dibantu PT. Pertamina (Persero) melalui anak perusahaan PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.

Dalam pelaksanaan pembangunan jargas, terdapat beberapa kendala non teknis yang berpotensi menghambat pembangunan jargas untuk rumah tangga seperti perizinan, maupun permasalahan sosial yang terjadi pada saat pelaksanaan pembangunan.

Mengenai hal ini, ia meminta dukungan para Bupati dan Walikota dalam pelaksanaan kegiatan penyediaan dan pendistribusian gas bumi melalui jaringan gas bumi untuk rumah tangga ini. "Mohon bantu proses perizinan karena pada saat kami membangun mulai 2009, kendala di lapangan yang dihadapi masalah sosial. Tanpa bantuan Bapak dan Ibu sekalian, terus terang proyek-proyek itu pasti akan molor," ujar Ego.

Dari ke 18 Pemda ini, hanya Bupati Purwakarta yang tidak hadir dan tidak mengirimkan wakil. Sekjen ESDM menyayangkan ketidakhadiran wakil dari Pemda Purwakarta ini. "Ini tidak hadir (berarti) tidak serius. Saya mewakili Bapak Menteri ESDM, acara ini didesain untuk kita bersama. jadi kalau kesepakatan saja sudah tidak hadir, bagaimana kita mau menyediakan energi yang baik dan murah bagi masyarakat," tegas Ego.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×