Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengimbau agar segenap pelaku industri sawit saling berkoordinasi serta melakukan konsolidasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dalam menghadapi musim kemarau 2025.
Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq demi mengantisipasi timbulnya titik-titik api di area rawan kebakaran.
“Kami menghimbau perusahaan-perusahaan sawit agar bergabung dengan GAPKI untuk memudahkan dalam penanganan kebakaran lahan,” tegas Faisol melalui keterangan resminya, Selasa (13/5).
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), setidaknya terdapat delapan provinsi di Indonesia yang rawan kebakaran lahan.
Baca Juga: Menteri KLH Konsolidasikan Industri Sawit dengan Gapki Antisipasi Pencegahan Karhutla
Di antaranya ialah Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, juga provinsi Riau. Adapun lahan-lahan tersebut kerap bersinggungan dengan perkebunan kelapa sawit.
Sementara itu, Gapki menyambut baik ajakan dan konsolidasi yang didorong Kementerian Lingkungan Hidup.
Sekretaris Jenderal Gapki Muhammad Hadi Sugeng menilai bahwa pencegahan dan penanganan karhutla memang memerlukan kerja sama banyak pihak.
Pasalnya, 752 perusahaan yang menjadi anggota Gapki telah menghimbau serta menetapkan standar dalam penanganan karhutla.
"Meskipun belum semua perusahaan sawit tergabung dengan Gapki namun kami tetap merangkul seluruh stakeholder industri ini agar bersama-sama dalam pencegahan karhutla,” jelas Hadi.
Hadi menekankan Gapki telah melakukan pencegahan Karhutla dengan merangkul multi pihak berbasis landscape, dengan melibatkan perusahaan sawit, lembaga pemerintah, dan badan yang terkait dan melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Baca Juga: Industri Sawit Indonesia Mengejar Ketertinggalan Produksi pada Tahun 2025
Selain sosialisasi, perusahaan anggota Gapki juga melakukan standardisasi sumber daya manusia melalui pelatihan dan sertifikasi.
Pencegahan karhutla lainnya yakni dengan melakukan modifikasi cuaca serta membuat himbauan dan standar kelengkapan sarana dan prasarana dalam pencegahan maupun penanganan karhutla.
Pencegahan Karhutla meliputi memetakan area rawan titik api serta memastikan tersedianya sumber air di area tersebut.
Tak berhenti di itu, perusahaan sawit anggota Gapki juga telah memanfaatkan teknologi drone dengan jangkauan terbang lebih dari 30 km.
Selanjutnya: WHO Laporkan 9 Kasus MERS CoV di Arab Saudi, 2 Orang Meninggal
Menarik Dibaca: WHO Laporkan 9 Kasus MERS CoV di Arab Saudi, 2 Orang Meninggal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News