kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri Susi malu, 80% garam berasal dari impor


Minggu, 12 Juni 2016 / 17:20 WIB
Menteri Susi malu, 80% garam berasal dari impor


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KUPANG. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku merasa malu, karena sebagian besar garam masih diimpor. Padahal Indonesia memiliki pantai perpanjang kedua di dunia.

"Masa lautnya terpanjang nomor dua di dunia, kita garamnya 80% impor. Kan sedih, malu," kata Susi ketika mengunjungi pegaraman Desa Bipolo, Kupang, NTT, Minggu (12/6).

Susi lantas mengatakan kepada masyarakat petambak garam di Desa Bipolo untuk bekerja keras meningkatkan produksi garam rakyat.

Soal kualitas, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga berjanji akan memberikan bantuan seperti teknologi membran. Susi juga meminta perusahaan pelat merah khususnya PT Garam (Persero) untuk membantu masalah logistiknya.

"Jadi, bapak-bapak di sini yang akan menutup malunya kita. Malunya pemerintah Indonesia, mudah-mudahan bisa ditolong karena Kupang bisa berproduksi garam bagus, biaya murah," ucap Susi.

Ditemui dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Garam (Persero) Achmad Budiono mengatakan, lahan tambak seluas 400 hektare yang digarap oleh masyarakat setempat dapat menghasilkan sekitar 36.000-40.000 ton per tahun dengan kualitas industri.

"Agustus 2016 mudah-mudahan sudah bisa panen," ucap Achmad. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×