Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Kalkulator PT Jasa Marga (Persero) Tbk sudah menghitung laba. Pengelola jasa jalan tol tersebut meyakini akhir bisa mengantongi pendapatan dari bisnis jalan tol Rp 7 triliun pada akhir tahun. Hal itu menyusul rencana perusahaan itu menaikkan tarif dua dua ruas jalan tolnya.
Dua ruas tol adalah, pertama, tol Prof. Dr. Sedyatmo. Ruas tol yang menghubungkan Jakarta dan bandar udara (bandara) Soekarno–Hatta di Cengkareng, Tangerang Selatan itu bakal berubah harga mulai 19 September nanti.
Jasa Marga berencana mengerek tarif tol 7,14%-18,75%. Hitungan perusahaan berkode saham JSMR di Bursa Efek Indonesia itu, penaikan tarif jalan tol itu bisa memperbesar pendapatan harian dari tol itu sebesar Rp 100 juta sehari.
Hingga saat ini pendapatan harian tol prof. Dr. Sedyatmo bisa mencapai Rp 1,1 miliar. Pendapatan sebesar itu dari 204.000 kendaraan yang melintas saban hari. Dus, pemberlakukan tarif anyar bisa memperbesar pendapatan harian menjadi Rp 1,2 miliar.
Kedua, tol Jakarta–Cikampek. Jasa Marga berencana menetapkan tarif baru yang lebih tinggi pada minggu pertama Oktober mendatang. Hanya, perusahaan itu belum mau membeberkan persentase penaikan tarifnya itu.
Meski kenaian tarif jalan tol bakal dilakukan pada semester II, sejatinya Jasa Marga sudah memasukkan proyeksi tarif anyar itu dalam target pendapatan sepanjang 2014. Dus, JSMR itu lebih menempatkan realisasi tarif anyar tiket tol Prof. Dr. Sedyatmo dan Jakarta–Cikampek sebagai pendukung tercapaianya target tahun ini. "Insyallah dengan ini target tahun ini bisa terkejar," kata Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan Jasa Marga kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Hingga akhir 2014 nanti, Jasa Marga berharap bisa mengantongi pendapatan dari lini bisnis jalan tol sebesar Rp 7 triliun. Jika dibandingkan dengan pendapatan tahun 2013 sebesar Rp 5,83 triliun, berarti perusahaan itu berharap bisa meningkatkan pendapatan 20,07% dari jalan tol.
Tahun genap
Sementara sepanjang Januari–Juni 2014, Jasa Marga baru bisa mengumpulkan pendapatan dari bisnis jalan tol sebesar Rp 3,17 triliun. Dengan kata lain, perusahaan itu masih harus mengejar ketertinggalan pendapatan tol hingga Rp 3,83 triliun.
Sebagai informasi, pada periode paruh pertama tahun ini, ruas jalan tol Jakarta-Cikampek adalah kontributor terbesar dari 14 ruas tol milik Jasa Marga. Ruas tol itu menyumbang pendapatan Rp 486,09 miliar. Sementara ruas tol Prof. Dr. Sedyatmo berada pada posisi ketujuh kontributor pendapatan dengan catatan Rp 215,67 miliar.
Pada semester I-2014, kontribusi pendapatan jalan tol 70,60% bagi Jasa Marga. Total pendapatan perusahaan itu adalah Rp 4,49 triliun. Sumber pendapatan lain berupa pendapatan konstruksi dan pendapatan usaha lain.
Selain berharap tambahan pendapatan dari penaikan tarif dua ruas jalan tol, Jasa Marga berencana mengejar target pendapatan 2014 dari pengoperasian ruas jalan tol anyar yakni tol JORR W2 Utara Ciledug–Ulujami. Adityawarman, Direktur Utama Jasa Marga bilang, beroperasinya jalan tol itu bisa meningkatkan lalu lintas kendaraan 30% lebih tinggi dari biasanya.
Tahun ini, Jasa Marga hanya akan menaikkan tarif pada dua ruas jalan tol saja. Perusahaan itu mengakui jika pada tahun genap seperti tahun 2014 ini, tak terlalu banyak menuai untung dari kenaikan tarif. Pasalnya, jadwal kenaikan tarif mayoritas atau 11 ruas tolnya terjadi pada tahun ganjil. Alhasil, "Kenaikan pendapatan di tahun ganjil lebih tinggi ketimbang tahun genap," beber Reynaldi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News