kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Merana karena Potongan Tarif Terlalu Tinggi, Driver Ojol Minta Aplikator Lakukan Ini


Minggu, 04 Mei 2025 / 12:51 WIB
Merana karena Potongan Tarif Terlalu Tinggi, Driver Ojol Minta Aplikator Lakukan Ini
ILUSTRASI. Kebijakan tarif transportasi yang ditetapkan oleh aplikator kepada driver perlu segera dilakukan pemangkasan. ANTARA FOTO/Fauzan/YU


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menekankan kebijakan tarif transportasi yang ditetapkan oleh aplikator kepada driver perlu segera dilakukan pemangkasan.

Pasalnya, Ketua Umum SPAI, Lily Pujiati menjelaskan bahwa saat ini beban tarif yang ditentukan aplikator kepada driver bahkan tembus hingga 70%.

“Ketetapan maksimal potongan platform sebesar 20% terus dilanggar. Bahkan potongan tersebut bisa mencapai 30%-70%,” jelasnya kepada KONTAN, Minggu (4/5).

Baca Juga: Begini Tanggapan Grab Soal Tuntutan Komisi Ojol, Regulasi Jadi Acuan

Lily menyebut, kebijakan biaya platform hingga 70% lantas memangkas pendapatan pengemudi ojol yang rata-rata sehari hanya mampu meraup untung di kisaran Rp 50 ribu - Rp Rp 100 ribu.

Sejalan dengan hal itu, SPAI mengimbau agar pemerintah segera memutuskan regulasi yang mengatur batas maksimal biaya platform yang diganjarkan aplikator kepada driver.

Dalam perkembangan terbarunya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana untuk menetapkan biaya platform maksimal 10%. Namun, Lily menyebut waca itu diklaim mendapat penolakan dari pihat aplikator.

“Penolakan perusahaan platform atas rencana DPR yang akan membuat regulasi potongan (fee) platform maksimal 10% adalah alasan tanpa dasar hukum dan hanya untuk kepentingan akumulasi keuntungan platform,” tambahnya.

Baca Juga: Grab Sambut Baik Wacana Ojol Jadi UMKM, Prioritaskan Fleksibilitas Mitra Pengemudi

Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR R Fraksi PDI-P, Adian Napitupulu sempat menegaskan bahwa aplikator ojek online perlu memutuskan pemotongan biaya layanan menjadi 10%.

Melansir Kompas.com, alasan DPR meminta aplikator memangkas biaya platform itu dikarenakan tidak adanya tanggung jawab operasional besar yang ditanggung aplikator terhadap pengemudi, sehingga persentase potongan yang saat ini mencapai 20 persen perlu ditinjau ulang.

“Kenapa? Enggak punya tanggung jawab apa-apa. Enggak punya pool, enggak punya montir, enggak ngurus yang ketangkap, enggak apa-apa segala macam. Tiba-tiba dapat 20 persen,” ujar Adian dalam rapat dengar pendapat umum antara Komisi V DPR RI dengan aplikator ojol pada Rabu (5/3/2025).

Selanjutnya: BGN Bakal Usut Tuntas Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis di Bandung dan Tasikmalaya

Menarik Dibaca: Daftar 6 Film Romantis Sedih tentang Menjaga Jodoh Orang Lain, Bikin Nyesek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×