kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mercedes mulai merakit sedan E-Class di Bogor


Selasa, 24 Januari 2017 / 20:27 WIB
Mercedes mulai merakit sedan E-Class di Bogor


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini

WANAHERANG. Pabrikan mobil mewah PT Mercedes-Benz Indonesia mulai merakit sedan New E-Class di pabrik yang berlokasi di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (24/1). Nantinya, sedan premium yang sudah dirakit tersebut akan diluncurkan pada kuartal II-2017.

E-Class yang dirakit secara lokal akan tersedia dalam dua model, E 250 dengan AVANTGARDE Line dan E 300 dengan AMG Line. "E-class roll off hari ini, tapi masuk ke pasar secara resmi April nanti," kata Roelof Lamberts, Presiden dan CEO PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia di pabrik Mercedes-Benz Indonesia, Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/1).

Maka dari itu, Mercedes belum bisa membeberkan harga maupun fitur yang ada di dalam E-Class. "Kami akan beritahu harga dan fiturnya di IIMS (Indonesia International Motor Show) 2017. Tapi kami janji harganya lebih murah karena kami rakit di dalam negeri," ujar Hari Afrianto, Deputy Director Marketing Communication PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia.

Hari mengatakan, E-Class sengaja diperkenalkan di IIMS karena berdasarkan pengalaman tahun lalu, penjualan di pameran mobil berkontribusi lebih besar daripada peluncuran. "Karakteristik masyarakat Indonesia masih autoshow driven. sudah terbutki penjualan kami di autoshow harganya cukup gede.

Lamberts mengatakan, sepanjang 2016, penjualan SUV tumbuh 34% dibandingkan 2015, dan berkontribusi 35% dari total penjualan portofolio. Namun, ia memperkirakan pertumbuhan tahun ini terbesar dari E-Class. "Tahun 2016 adalah tahuh SUV, namun 2017 akan menjadi tahun untuk E-Class,"ujarnya.

Menurut Hari, pertumbuhan SUV datang dari tambahan empat model baru sepanjang 2016. "SUV tumbuh pesat karena bertambah dari 2 line up menjadi 6 line up. Sehingga, konsumen diberikan banyak opsi," kata Hari.

Tahun ini,  lanjut Hari, Mercedes estimasikan 50%-60% kontribusinya masih dari segmen sedan, yakni A Class dan E-Class. "Sedan A-Class dan E-Class masih jadi backbone penjualan kami. Penjualan terbesar di 2016 datang dari A-Class tidak berubah dari 2015, makanya kami tidak mengubah fokus kami," tuturnya.

Tahun lalu, Mercedes menjual hampir 3.800 unit dengan kontribusi penjualan terbanyak dari C-Class. "Tahun kemarin kami tumbuh 7%. Kami tidak bisa rilis target penjualan tahun ini tapi kami mengikuti pertumbuhan inflasi dan infrastruktur. Jadi itu moving target," uca Hari.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menanggapi positif upaya Mercedes meningkatkan perakitan dalam negeri. Menurut Airlangga, produksi Mercedes turut mendukung target produksi 2,5 juta unit kendaraan pada 2010. "Mercedes menjadikan indonesia menjadi salah satu basis produksi Mercedes, kami menghargai passion yang tidak berhenti diproduksi di pabrik ini, karena akan memberi manfaat bagi perekonomian di Indoensia," kata Airlangga.

Mercedes-Benz merakit lokal model C-Classs, All New E-Class, S-Class, GLC, GLE, dan GLS dengan menggunakan dua line produksi. Dalam sehari, Mercedes mampu merakit 7 unit mobil.

Dengan melakukan perakitan di domestik, kata Hari, Mercedes dapat menikmati insentif pajak dari pemerintah. "Ya ada reduksi pajak dibadingkan impor utuh (CBU). Harusnya kena pajak 40% kalau CBU, kalau rakit CKD dapat 20%, Itu yang kami manfaatkan," kata Hari.

Menurut Hari, keuntungan tersebut kemudian dikembalikan ke pelanggan. "Harganya jadi lebih murah dan kami bisa berikan beragam gimmick dan fitur tambahan ke pelanggan," kata Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×